Jubir Anies Sebut Food Estate Cenderung Otoriter, Mirip Program China dan Uganda
jpnn.com, JAKARTA - Juru bicara Anies Baswedan, Sulfikar Amir menyebut program food estate adalah contoh model pembangunan yang cenderung otoriter.
Menurutnya, kecenderungan itulah yang membuat megaproyek di bawah komando Menhan Prabowo Subianto tersebut mengalami kegagalan.
“Agenda perubahan yang diusung AMIN (Anies-Muhaimin) akan meninggalkan model dan praktik pembangunan yang cenderung otoriter seperti food estate,” katanya, Jumat (22/9).
Pertanyaan Sulfikar ini merespon penjelasan Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad yang mengakui Menhan Prabowo kesulitan menjalankan program food estate, karena tanah untuk program lumbung pangan tersebut masih sulit ditanami.
Dalam teori pembangunan, menurut Sulfikar, food estate masuk kategori large-scale projects, karena dilakukan dalam skala masif dan dengan sumber daya alam dan finansial yang jumlahnya besar.
Dia pun menyamakan food estate dengan program pangan berskala masif di China, Brazil, Uni Soviet dan Uganda.
"Biasanya dilakukan oleh rezim otoriter yang punya visi yang utopis,” ungkap Sulfikar.
Akhirnya, lanjut dia, proyek seperti food estate memiliki risiko kegagalan yang tinggi karena bersifat top-down dan tidak melibatkan masyarakat lokal.
Jubir Anies Baswedan menyamakan food estate dengan program pangan berskala masif di China, Brazil, Uni Soviet dan Uganda
- Arief Poyuono Merespons Polemik PPN 12 Persen
- Pengumuman, Beras Bakal Kena PPN 12 Persen, Simak Detailnya
- Prabowo Ucapkan Selamat Natal dan Tahun Baru 2025
- Kepala BPS Temui Mensos Saifullah Yusuf, Koordinasi soal Satu Data Tunggal
- Natal 2024: Prabowo Renovasi Gereja di Kawasan Transmigrasi Salor Papua Selatan
- Kunjungi Merauke, Mentrans Iftitah Sulaiman Sampaikan Pesan Prabowo untuk Papua