Jubir KPK: Belum Ada Kesimpulan PDT Terlibat Kasus di Biak Numfor
jpnn.com - JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan pemeriksaan terhadap Deputi 1 Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), Suprayoga Hadi dalam kasus dugaan suap pembangunan tanggul laut di Biak Numfor, Selasa (1/7).
Ia diperiksa sebagai saksi untuk Bupati Biak Numfor, Yesaya Sombuk yang ditetapkan sebagai tersangka kasus itu.
Juru Bicara KPK, Johan Budi SP mengatakan, salah satu alasan KPK melakukan pemeriksaan terhadap Suprayoga untuk mengklarifikasi mengenai penggeledahan.
Sebab ruangan Deputi I Kementerian PDT menjadi salah satu tempat yang digeledah lembaga antikorupsi itu terkait kasus dugaan suap pembangunan tanggul laut di Biak Numfor.
“Pemeriksaan itu salah satu di antaranya mengklarifikasi temuan KPK atas penggeledahan," kata Johan di KPK, Jakarta, Selasa (1/7).
Meski begitu, Johan menyatakan, belum ada kesimpulan keterlibatan pihak PDT dalam kasus dugaan suap pembangunan tanggul laut di Biak Numfor. KPK, sambung dia, masih mendalami kasus itu.
"Kesimpulan terlibat atau tidak belum ada, masih dikembangkan. Pengembangan ke arah apakah ada penerima atau pemberi lain," tandas Johan.
Seperti diketahui, KPK menyita sejumlah dokumen dalam penggeledahan yang dilakukan di Kementerian PDT terkait kasus dugaan suap pembangunan tanggul laut di Biak Numfor. KPK menetapkan dua orang tersangka dalam kasus itu. Selain Yesaya, KPK juga menjerat Direktur PT Papua Indah Perkasa Teddi Renyut sebagai tersangka.
JAKARTA – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan pemeriksaan terhadap Deputi 1 Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), Suprayoga
- Asyik, KAI Divre III Palembang Berikan Diskon Tiket Kereta Api Saat Libur Pilkada 2024
- Sidang Perdana Praperadilan Tom Lembong Digelar Hari Ini di PN Jaksel
- Prakiraan Cuaca Hari Ini 18 November, Hujan Ringan hingga Sedang di Mayoritas Wilayah Indonesia
- Berita Duka, Emmanuel Setiyono Meninggal Dunia
- TNI AL Gelar Bakti Sosial untuk Korban Terdampak Erupsi Gunung Lebotobi Laki-laki di Flores Timur
- Musim Hujan, Tetapi Kualitas Udara Jakarta Masih 20 Besar Terburuk di Dunia