Jujurlah Pada Papua

Jujurlah Pada Papua
Adriana Elisabeth. Foto: Dokumentasi pribadi for JPNN
Kalau dia tidak didukung oleh semua, ya itu pasti. Karena ada OPM yang lain juga. Mereka berbeda. Agenda politik dan strategi mereka juga beda. Itu sebuah tanda, bahwa mereka itu memang tidak bersatu sebetulnya. Kalau mereka bersatu, untuk apa buat OPM di tempat lain. Jadi semakin banyak kelompok itu semakin menunjukkan ketidaksepakatan mereka dengan pemerintah Indonesia. Tapi juga menunjukkan mereka sendiri tidak solid. Termasuk yang di Indonesia tapi tidak berada di Papua.

Bagaimana mau membayangkan sebuah gerakan besar kalau mereka sendiri tidak bersatu. Itu yang dibaca oleh pemerintah. Kalau mau mengikuti saran LIPI untuk dialog, mereka saja terbagi-bagi seperti itu. Saya tidak tahu mereka di luar negeri kekuatannya seperti apa. Tapi kelemahan mereka adalah mereka kan tidak berada di Papua, jadi tidak tahu apa yang terjadi di Papua. Untuk tujuan politik Benny Wenda saya enggak yakin jika Papua Merdeka dia bisa sejahterakan Papua.

Teman-teman di Papua sendiri melihat rekan-rekannya yang bergerak di luar Papua melakukan gerakan itu merasakan perjuangan itu bukan untuk membela orang Papua. Menurut mereka jika teman-teman Papua di luar sana mau membantu membangun daerah itu, mereka harus pulang. Itu mungkin sempit tapi artinya mereka tidak percaya bahwa orang-orang itu mau berjuang untuk masyarakat Papua.

Pendekatan pemerintah sendiri pada Papua ambigu dan tidak integratif ya tidak simultan, makanya gerakan seperti ini terus ada.

PEMBUKAAN kantor Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Oxford, Inggris mengagetkan pemerintah Indonesia. Kantor itu didirikan oleh aktivis Papua, Benny

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News