Julius Caesar, Reformasi Kalender & Sejarah Tahun Baru
Ini terkait musim dan mitologi.
Januarius berasal dari kata Janus, dewa yang punya wajah dua. Ia ditempatkan di titik pergantian tahun karena diyakini bisa menengok masa lalu dan masa datang di waktu bersamaan. Secara siklus, pada bulan itu adalah awal datangnya musim salju.
Februarius yang berasal dari kata Febro, dewa kematian ditempatkan jadi bulan kedua karena pada bulan itu puncak musim salju, sehingga hanya tanaman rumpun cemara yang bisa bertahan hidup.
Urutan kalender pun berubah menjadi Januarius, Februarius, Mart, Aprilis, Meius, Junius, Julius, Sestilis, Septembre, Oktobre, Novembre, Decembre.
Sang penguasa Romawi memasukkan namanya pada bulan ke tujuh; Quintilis digantikan Julius.
Caesar tentu tak serampangan, mengingat Quintilis sendiri artinya ratu atau penguasa.
Karena Julian Caesar yang punya gawe, perhitungan baru itu pun dikenal sebagai Kalender Julian.
Ilmuwan Sacha Stem menerangkan, apa yang dilakukan Julius Caesar mencerminkan upayanya mengakomodir unsur tradisional Romawi, sekaligus memperbaiki struktur Kalender Mesir.
JANUARI semula disebut januarius. Asal katanya Janus, dewa berwajah dua yang kabarnya mampu memahami masa lalu dan melihat masa depan. Makanya Januari
- Heru B. Wasesa dan Tim Gali Fakta Sejarah Nusantara dari Perspektif Eropa
- Memperingati Kudatuli, PDIP Bersama Korban Rezim Otoriter Tabur Bunga di Kantor Partai
- Festival Maek 2024 Akhirnya Digelar, Kenalkan Sejarah Megalitikum di Minangkabau
- Final EURO 2024 dan Stadion Megah dengan Sejarah Kelam Nazi
- Pemda Batang Sambut Baik Gagasan PMB Tentang Penulisan Sejarah
- Presiden Jokowi Apresiasi Blok Rokan, Ini Paling Terbesar dan Produktif dalam Sejarah