Jully Tjindrawan, Ibu Tiga Anak Pendiri Rumah Robot Pertama di Asia Tenggara
Awalnya Tak Paham Robot, Ide Muncul dari Salah Pesan Barang
Rabu, 26 Januari 2011 – 08:31 WIB

Jully Tjindrawan bersama koleksi robotnya di World Robotic Explorer, Thamrin City, Jakarta. FOTO : PRIYO HANDOKO/JAWA POS
Akhirnya, Juli 2005, dengan membeli dua ruko di Muara Karang, Jakarta Utara, Jully mendirikan Robotic Explorer. Tak terlalu lama, dia sukses menjalin kerja sama dengan belasan sekolah di Jakarta yang mengakomodasi muridnya mempelajari dunia robotika melalui program ekstrakurikuler. "Saya membuka pembelajaran TK dan SD dengan hanya bermodal dua staf lulusan STM," ujarnya.
Jully memulai bisnis robot dari segmen anak-anak. Sebab, perangkat model konstruksi yang tanpa sengaja dia borong memang merupakan media pengenalan awal mengenai robot kepada anak-anak. Melalui model konstruksi tersebut, anak-anak belajar berimajinasi untuk membangun sosok robot impiannya.
Dalam perjalanannya, tampaknya, Jully masih juga sempat kehilangan arah. Dari hari ke hari, dia justru merasa semakin mengalami banyak kemunduran. Bukan dari segi penghasilan, tapi kepuasan batin. Berbeda jauh bila dibanding bisnis tekstil yang telah dia geluti belasan tahun.
"Bisnis itu biasanya, ketika semakin maju dan lama berkecimpung, kita semakin pintar. Seperti saya di usaha tekstil dan benang tenun. Tapi, di robotika ini, saya merasa semakin mundur. Background saya tidak di situ," tuturnya. Tapi, support dari banyak pihak membuat Jully terus bertahan.
Sebagai pengusaha tekstil, Jully Tjindrawan boleh dibilang sudah sukses. Tapi, dia belum puas. Dia pun mendirikan World Robotic Explorer (WRE) yang
BERITA TERKAIT
- Semana Santa: Syahdu dan Sakral Prosesi Laut Menghantar Tuan Meninu
- Inilah Rangkaian Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Semarak Prosesi Paskah Semana Santa di Kota Reinha Rosari, Larantuka
- Sang Puspa Dunia Hiburan, Diusir saat Demam Malaria, Senantiasa Dekat Penguasa Istana
- Musala Al-Kautsar di Tepi Musi, Destinasi Wisata Religi Warisan Keturunan Wali
- Saat Hati Bhayangkara Sentuh Kalbu Yatim Piatu di Indragiri Hulu