Jully Tjindrawan, Ibu Tiga Anak Pendiri Rumah Robot Pertama di Asia Tenggara
Awalnya Tak Paham Robot, Ide Muncul dari Salah Pesan Barang
Rabu, 26 Januari 2011 – 08:31 WIB
Jully prihatin atas minimnya apresiasi terhadap perkembangan dunia robotika di Indonesia. Padahal, kontes robot diselenggarakan Depdiknas (sekarang Kemendiknas) sejak 1990. Bahkan, pada 2001, salah satu wakil Indonesia, yakni tim B-Cak dari ITS, berhasil menjadi juara pertama dalam Asia Pasific Broadcasting (ABU) Robocon di Tokyo, Jepang. Jully berharap WRE tumbuh sebagai tempat penelitian, pengembangan, pembelajaran, serta pusat pameran robot.
Untuk saat ini, dia mematok Rp 150 ribu bagi setiap pengunjung yang ingin masuk ke rumah robot miliknya. Dalam kunjungan sehari itu, para pengunjung akan disuguhi atraksi sejumlah robot dan belajar mengenali prinsip dasar cara kerja robot.
Sejak bulan lalu, rumah robot juga memberlakukan sistem membership. Dalam waktu singkat, sudah lebih dari 20 anak mendaftar. Dengan menjadi membership, setiap anak bebas datang ke rumah robot setiap hari. Mau tahu tarifnya" Biaya keanggotaan selama tiga bulan dipatok Rp 2 juta, enam bulan (Rp 2,5 juta), dan setahun (Rp 5 juta). "Saya senang melihat anak-anak itu. Kadang habis pulang sekolah datang ke sini dan ikut pelatihan," kata Jully.
Di rumah robot juga tersedia movie theater lengkap dengan sebuah layar lebar serta puluhan kursi. Pengunjung bisa menonton film animasi berlatar belakang robot. Di sana, Jully membuka kesempatan seluas-luasnya bagi karya-karya anak bangsa.
Sebagai pengusaha tekstil, Jully Tjindrawan boleh dibilang sudah sukses. Tapi, dia belum puas. Dia pun mendirikan World Robotic Explorer (WRE) yang
BERITA TERKAIT
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara