Jumat Agung, Larantuka Berkabung
Sabtu, 30 Maret 2013 – 05:50 WIB
Kala itu, ribuan peziarah sudah menyemut. Sebagian besar di antara mereka juga naik perahu yang turut mengiringi di belakang sampan. Satu-dua perahu terlihat miring lantaran penuhnya penumpang. Selama perjalanan yang memakan waktu dua jam tersebut, doa-doa terus dikumandangkan. Di laut, yang memimpin doa adalah sebuah sampan berpenumpang serombongan biarawati.
Baca Juga:
Sementara itu, di Pantai Kuce, tempat pendaratan sampan Tuan Menino, umat tak kalah khusyuk. Nyaris semua berbaju hitam. Yang perempuan mengenakan kerudung hitam. Kelam. Satu-dua orang terlihat menangis tatkala tampak sampan berisi Tuan Menino mulai menepi. "Sudah lama saya mau pulang untuk melihat prosesi ini," kata Martina Neni, warga Larantuka yang tinggal di Malang, Jatim.
Dari pantai, peti Tuan Menino kembali diusung untuk ditakhtakan di salah satu armida (semacam pos perhentian) saat perarakan akbar pada Jumat malam.
Prosesi belum berhenti. Setelah sehari penuh menerima penghormatan dari umat dan ribuan peziarah, pukul 14.00, arca Tuan Ma diarak menuju katedral. Yang diarak bukan arca asli yang telah berumur 500 tahun.
LARANTUKA - Peringatan Jumat Agung atau Wafatnya Isa Almasih kemarin (29/3) membuat Larantuka, Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), berubah menjadi
BERITA TERKAIT
- Gadis Asal Tasikmalaya yang Hilang Ditemukan di Brebes, Begini Ceritanya
- Bea Cukai Malang Menggagalkan Pengiriman 414.920 Batang Rokok Ilegal
- Puskesmas Jomin Terima Ambulans Modern dari Peruri
- Edarkan Narkoba di Muara Enim, Pria Ini Akhirnya Ditangkap
- Farhan Upayakan Penerbangan Komersil Bandara Husein Sastranegara Aktif Lagi
- Pak Ihsan Menyinggung Honorer jadi PPPK Paruh Waktu, Minta Tambahan Anggaran