Jumat Macet di Hisbullah

Oleh Dahlan Iskan

Jumat Macet di Hisbullah
Dahlan Iskan (bertopi) di Beirut, Lebanon. Foto: Instagram/dahlaniskan19

Khotbah dilanjutkan. Temanya tentang lahirnya Nabi Isa. Mungkin agar aktual. Jumatan kali ini sudah dekat dengan hari Natal.

Di awal khotbah, dua kali jemaah tertawa hampir serentak. Ada bagian yang lucu dalam khotbah itu. Lalu tertawa sekali lagi. Ada yang lucu lagi.

Saya tidak ikut tertawa. Tidak paham lucunya di mana. Bahasa Arab saya tidak cukup untuk menangkap kalimat yang lucu-lucu.

Di Indonesia tidak begitu. Tidak pernah ada jemaah Salat Jumat yang sampai tertawa. Pengkhotbahnya umumnya serius. Atau serius sekali.

Khotbah masih berlangsung. Anak muda di sebelah saya berdiri. Salat. Beberapa rakaat.

Ia didatangi seorang tua. Yang melarang ia salat. Ini saatnya mendengarkan khotbah.

Yang dilarang tetap saja salat. Yang melarang tidak ngotot. Kembali duduk ke tempatnya semula.

Rupanya orang tua itu ingin meluruskan logika: mendengarkan khotbah itu wajib. Salat sunnah itu tidak wajib.

Di Lebanon ini khotbah Salat Jumat panjang sekali. Hampir 45 menit. Tanpa henti. Tak ada khotbah pertama atau kedua. Di awal khotbah, dua kali jemaah tertawa.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News