Jumat Muda
Oleh Dahlan Iskan
Setelah ceramah itu barulah azan. Lalu masing-masing salat sunah. Ada yang dua rakaat. Ada yang empat. Barulah khotbah. Selama 10 menit. Dalam bahasa Arab dan Mandarin.
Saya perkirakan 1.500 orang memenuhi Masjid Hangzhou ini. Saya hitung barisannya: mencapai 20. Tiap baris berisi 80 orang. Pantas kalau masjid lama tidak cukup lagi.
Saya lupa membawa paspor. Tertinggal di kantor. Padahal di halaman masjid itu ada pos pemeriksaan. Tas harus masuk scanner. Dan kartu identitas harus diperiksa. Harus bawa KTP (penduduk lokal) atau paspor (orang asing).
"Paspor saya ketinggalan di kantor," kata saya.
Lalu saya keluarkan SIM yang ada di dompet. Mereka memeriksa SIM itu. Lama sekali. Huruf-hurufnya terlalu kecil.
Lalu saya ingat: foto paspor saya ada di HP. Saya buka HP. Saya cari-cari: ketemu.
Beres. Mereka tidak harus melihat aslinya. Alat mereka tersambung dengan big data. Begitu nomor paspor diinput, keluarlah paspor saya.
Petugas pemeriksanya ada enam orang. Lengkap dengan komputer. Tidak sampai antre. Mereka memasang tenda sementara di halaman masjid.