Jumatan di Singapura, Mendaftar Melalui Internet, Diawasi Ketat Sama Polisi
jpnn.com, SINGAPURA - Ibadah jumatan di Singapura kembali digelar mulai pertengahan Juni ini, setelah sempat ditiadakan sejak Maret lantaran pandemi COVID-19.
Wakil Kepala Perwakilan Republik Indonesia untuk Singapura Didik Eko Pujianto mengatakan, salat Jumat di Singapura dihentikan sejak pertengahan bulan Maret yang lalu.
"Baru dibuka setelah circuit breaker di Singapura berakhir, yaitu dimulai pada tanggal 15 Juni, salat Jumat yang pertama kalinya, dengan standar yang cukup ketat," tutur Didik, seperti dikutip dari laman BNPB.
Didik menjelaskan, setiap orang wajib membawa sajadah masing-masing.
Jika tidak membawa sajadah, disiapkan oleh pihak masjid sajadah dalam bentuk plastik yang boleh dibawa pulang masing-masing.
Didik melanjutkan, salat Jumat dilakukan dua kloter masing-masing hanya lima puluh orang.
Calon jemaah salat Jumat harus mendaftar terlebih dahulu melalui internet jika ingin salat di masjid.
"Sebelum memasuki masjid, itu daftar dulu online. Kemudian, jumlahnya berapa? Ditentukan. Kalau memang jumlahnya 100, berarti dua kali salat Jumat. Kalau jumlahnya tujuh puluh misalnya. Lima puluh boleh salat Jumat, yang dua puluh salat Zuhur," ujarnya.
Jumatan di Singapura kembali digelar mulai pertengahan Juni, setelah sempat ditiadakan sejak Maret.
- Usut Kasus Korupsi di Kemenkes, KPK Periksa Dirut PT Bumi Asia Raya
- Presiden Prabowo dan PM Wong Bahas Penguatan Kerja Sama Bilateral Indonesia-Singapura
- Prabowo Sebenarnya
- Kasus Korupsi Proyek APD Covid-19, KPK Jebloskan Pengusaha Ini ke Sel Tahanan
- Diktator Baik
- Survei Indikator: China Dipersepsikan sebagai Kawan Terdekat Indonesia