Jumlah Buta Aksara 3,4 Juta Jiwa, Jabar Bagus
Jadi penyandang buta aksara yang usianya lebih dari 50 tahun, juga tetap masuk hitungan.
Dia menuturkan dalam rentang usia produktif itu, ada 3,4 juta jiwa yang masih buka aksara. Diantaranya adalah masyarakat adat atau tradisional yang tinggalnya jauh di pelosok-pelosok.
Untuk kategori ini, menurut Harris menjadi tantangan tersendiri dalam program pengentasan buta aksara. Namun yang membuat lega Harris adalah, sekitar 99 persen masyarakat di usia 45 tahun ke bawah sudah melek aksara.
Harris menegaskan program literasi pemerintah tidak hanya urusan pengentasan buta aksara saja. Kemendikbud menetapkan ada enam kemampuan literasi yang dibutuhkan di abad 21 sekarang.
Yakni literasi baca-tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, serta literasi budaya dan kewarganegaraan.
Literasi digital itu diantaranya adalah kemampuan dalam memanfaatkan perkembangan teknologi informasi.
Termasuk di dalamnya adalah keberadaan media sosial. Dengan literasi digital, diharapkan masyarakat tidak mudah terhasut dengan kabar-kabar bohong (hoax).
Menurut Harris penguatan program literasi itu tidak hanya dijalankan di sekolah saja. ’’Keluarga juga memiliki peran penting,’’ katanya.
Jumlah buta aksara di Indonesia tinggal 2,07 persen atau sekitar 3,4 juta jiwa, Jawa Timur terbanyak.
- Inovasi Kemandirian Kesehatan: Nucleopad, Solusi Cepat untuk Deteksi Penyakit Infeksi
- Dana Padanan Kedaireka Dukung Inovasi Kendaraan Listrik Demi Kemandirian Bangsa
- Lewat Program 2 Ini, Ribuan Siswa di Papua dan 3T Bisa Lanjutkan Pendidikan Berkualitas
- Kemendikbudistek Wujudkan Mimpi Anak Indonesia Lewat Beragam Program Beasiswa
- Peningkatan Kesejahteraan dan Kompetensi Guru Menjadi Pilar Penting Merdeka Belajar
- Kemendikbudristek Mempercepat Digitalisasi Pendidikan Lewat Platform Teknologi