Jumlah Ibu Hamil Pecandu Sabu di New South Wales Diduga Meningkat
Data baru yang diterbitkan Institut Kesehatan dan Kesejahteraan Australia (AIHW) menunjukkan bahwa jumlah warga Australia menggunakan sabu mencapai lebih dari dua kali lipat, menjadi sekitar 1,3 juta orang.
AIHW mengamati tren dalam penggunaan dan ketersediaan metamfetamin - umumnya dikenal sebagai 'sabu’ - dan melaporkan adanya lompatan besar sepanjang dekade terakhir dalam produksi dan pasokan narkoba di seluruh Australia.
Di kota Newcastle, New South Wales (NSW), kekhawatiran akan meningkatnya jumlah perempuan hamil yang mencari bantuan karena kecanduan sabu, makin meluas.
Para peneliti kesehatan melaporkan adanya perubahan yang mengkhawatirkan atas penggunaan sabu dalam bentuk Kristal ketimbang bubuk.
Selama periode empat bulan pada tahun ini, lebih dari 20 ibu hamil meminta bantuan dari pusat perawatan narkoba di Newcastle.
Bill Robertson mengelola klinik stimulan, layanan bagi orang-orang yang memiliki ‘masalah dengan obat-obatan jenis stimulan, amfetamin, dan methamphetamine’.
Beberapa klien datang sendiri ke klinik itu, sementara lainnya dirujuk oleh lembaga negara seperti Dinas Sosial atau Dinas Keluarga dan Pelayanan Masyarakat setempat.
Sekitar 150 orang datang ke klinik itu setiap tahunnya, dan akhir-akhir ini, telah terjadi peningkatan jumlah ibu hamil yang datang untuk membantu mengatasi kecanduan sabu yang mereka alami.
Data baru yang diterbitkan Institut Kesehatan dan Kesejahteraan Australia (AIHW) menunjukkan bahwa jumlah warga Australia menggunakan sabu mencapai
- Inilah Sejumlah Kekhawatiran Para Ibu Asal Indonesia Soal Penggunaan Media Sosial di Australia
- Dunia Hari ini: Trump Bertemu Biden untuk Mempersiapkan Transisi Kekuasaan
- Dunia Hari Ini: Penerbangan dari Australia Dibatalkan Akibat Awan Panas Lewotobi
- Dunia Hari Ini: Tabrakan Beruntun Belasan Mobil di Tol Cipularang Menewaskan Satu Jiwa
- Korban Kecelakaan WHV di Australia Diketahui Sebagai Penopang Ekonomi Keluarga di Indonesia
- Trump Menang, Urusan Imigrasi jadi Kekhawatiran Warga Indonesia di Amerika Serikat