Jumlah Kasus Pada Anak di Indonesia Tinggi, Pakar Peringatkan Bahaya Long COVID
"Komunitas kita itu menomerduakan anak, saya bisa bilang, buktinya, bandara tidak mau melakukan swab pada anak, tidak menyuruh anak memakai masker."
"Jadi tolonglah kalau tidak ada urusan mendesak, diam di rumah sajalah," kata dr Aman.
"Tidak ada seorang pun yang aman sampai semua orang aman."
Waspadai 'long COVID' pada anak
Di Yogyakarta, dr Kurniawan Satria Denta, dokter anak di RSUP Dr. Sardjito juga menerima semakin banyak pasien anak yang terkena COVID-19.
"Tahun lalu pasien anak bisa dihitung jari, tidak begitu banyak. Tapi semakin ke sini, semakin full," kata dr Denta.
"Termasuk anak-anak dan bayi. Balita makin banyak lagi."
Dr Denta mengatakan kebanyakan pasiennya tertular dari orangtua atau orang lain yang tinggal serumah dengan mereka, namun harus tetap beraktivitas di luar.
"Akhir-akhir ini, mungkin karena [aturan] sudah loose [tidak ketat] banget ya, sebulan dua bulan terakhir. Karenanya, bayi dibawa ke luar," ujarnya.
Penularan COVID pada anak terjadi ketika mereka dibawa ke keramaian atau berlibur
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- KOPRI Dorong Adanya Ruang Aman untuk Perempuan dan Anak di Tempat-Tempat Ini
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan