Jumlah Kasus Pada Anak di Indonesia Tinggi, Pakar Peringatkan Bahaya Long COVID
Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa tertanggal 27 Juni 2021, anak yang berusia 12 hingga 17 tahun dapat menerima vaksin Sinovac 0,5 ml sebanyak dua kali dengan interval minimal 28 hari.
Dokter Denta mengatakan usaha vaksinasi ini akan menjadi "upaya pencegahan yang cukup", terutama bagi remaja yang sedang aktif-aktifnya.
"Nanti kalau misalnya sudah masuk sekolah, bertatap muka dengan orang lain, berinteraksi dengan orang lain, kita harus ngasih modal untuk bisa beraktivitas nantinya. Vaksin itu jadi salah satu usahanya," kata dr Denta.
"Alasan lain kenapa divaksin sebenarnya supaya enggak nularin sama orang-orang yang lain," ujarnya.
Dokter Aman mengatakan salah satu hal terpenting untuk mencegah anak tertular COVID-19 adalah perubahan perilaku.
"Ketika kita abai, ketika anak tidak ditesting, anak tidak pakai masker, anak dibawa ke keramaian dan orangtuanya abai, orangtuanya lengah tidak mau mengikuti protokol, ini kejadian terus, mau varian apa saja."
Dari apa yang sedang dialaminya bersama empat anaknya yang tertular COVID, Seli mengajak semua orang untuk tetap di rumah demi melindungi keluarga.
"Yang jelas [saya akan] lebih overprotektif ke kesehatan, lebih percaya COVID ada," katanya.
Penularan COVID pada anak terjadi ketika mereka dibawa ke keramaian atau berlibur
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- KOPRI Dorong Adanya Ruang Aman untuk Perempuan dan Anak di Tempat-Tempat Ini
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan