Jumlah Kasus Pencemaran Nama Baik di Medsos Makin Banyak
Jumlah kasus pencemaran nama baik di media sosial tengah meningkat di saat situs seperti Twitter dan Facebook mengubah siapa saja- yang memiliki koneksi internet -menjadi penerbit.
Firma hukum ‘Slater and Gordon’ memperkirakan, hampir setengah dari berkas yang mereka terima tahun lalu berhubungan dengan materi yang diunggah di media sosial.
Pengacara spesialis pencemaran nama baik di ‘Slater and Gordon’, Jeremy Zimet, memperingatkan agar masyarakat harus berpikir sebelum mereka mengunggah sesuatu di media sosial - atau menghadapi tuduhan yang serius.
"Hampir setengah dari kasus pencemaran nama baik yang diterima oleh Slater and Gordon pada tahun keuangan terakhir, berkaitan dengan materi yang diunggah di media sosial," katanya.
Potensi kerusakan lebih tinggi karena orang-orang sekarang memiliki kemampuan untuk menjangkau lebih banyak orang
Ia menjelaskan, "Dari sejumlah laporan itu, hampir 43% terkait dengan posting di Facebook, dan sisanya berkaitan dengan Twitter, Instagram atau publikasi internet secara umum."
Sebuah status di Twitter yang diunggah pada (24/8) malam dan disiarkan di TV ABC tengah menjadi perdebatan di Australia. Status tersebut berisi kata-kata vulgar yang merujuk pada Perdana Menteri.
Jeremy mengakui, hal itu adalah wilayah abu-abu, namun percaya hal itu memiliki potensi untuk menjadi fitnah.
Jumlah kasus pencemaran nama baik di media sosial tengah meningkat di saat situs seperti Twitter dan Facebook mengubah siapa saja- yang memiliki
- Dunia Hari Ini: Kelompok Sunni dan Syiah di Pakistan Sepakat Gencatan Senjata
- Upaya Bantu Petani Indonesia Atasi Perubahan Iklim Mendapat Penghargaan
- Dunia Hari Ini: Tanggapan Israel Soal Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu
- Dunia Hari Ini: Warga Thailand yang Dituduh Bunuh 14 Orang Dijatuhi Dihukum Mati
- Biaya Hidup di Australia Makin Mahal, Sejumlah Sekolah Berikan Sarapan Gratis
- Rencana Australia Membatasi Jumlah Pelajar Internasional Belum Tentu Terwujud di Tahun Depan