Jumlah Kelas Menengah Indonesia Dinyatakan Turun, Apa Penyebabnya?
Mungkin belakangan ini Anda sering mendengar soal jumlah penduduk kelas menengah di Indonesia yang menurun.
Menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS) akhir Agustus lalu, jumlah penduduk yang masuk kelas menengah selama lima tahun terakhir menurun.
Proporsi kelas menengah Indonesia pada tahun 2024 sebanyak 47,85 juta penduduk lebih rendah dibandingkan pada tahun 2019, yakni sebanyak 57,33 juta penduduk.
Sementara itu, jumlah penduduk kategori menuju kelas menengah atau 'aspiring middle class' terus bertambah mencapai 137,5 juta jiwa pada tahun 2024 sementara di tahun 2019, jumlahnya 128,85 juta jiwa.
Media Wahyudi, peneliti Center of Economic and Law Studies (CELIOS) mengatakan data BPS ini sebenarnya bukan berita baru.
"Jadi ketika dihitung ternyata ini enggak surprise ya sebetulnya ... ternyata masyarakat kelas menengah itu tidak naik kelas atau justru malah tergeser ke bawah," ujarnya.
Ia mengatakan kebanyakan warga di kelas menengah berada di batas bawah, sehingga ketika terjadi guncangan ekonomi, maka yang turun kelas ke kelopok miskin adalah yang berada di batas bawah tersebut.
Apa itu kelas menengah?
Sebelum kita membahasnya lebih jauh, mari telisik dulu apa arti dari kelompok masyarakat kelas menengah.
Kelas menengah di Indonesia seringkali tidak mendapatkan bantuan ekonomi yang memadai dari pemerintah
- Pembangkit Minihidro HGI Berkontribusi untuk Lingkungan dan Tingkatkan Ekonomi Lokal
- Iswar Membayangkan Kota Semarang jadi Pusat Pengembangan Ekonomi Jawa, Ini Alasannya
- PNM dan PIP Dorong Petani Perempuan Terampil Finansial
- Soal Pertumbuhan Ekonomi Kota Semarang, Yoyok Sukawi Punya Strategi Tembus 7 Persen
- Pemilik Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia Minta Lebih Diperhatikan
- Terbitkan 2 Izin NPPBKC, Bea Cukai Jember Tegaskan Legal Itu Mudah dan Nyaman