Jumlah Kelas Menengah Indonesia Dinyatakan Turun, Apa Penyebabnya?
Definisi kelas menengah menurut laporan World Bank yang berjudul 'Aspiring Indonesia-Expanding Middle Class' adalah mereka yang punya pengeluaran sebesar Rp1,2 juta hingga Rp6 juta per bulan per kapita.
Sementara warga dengan pengeluaran Rp1,2 juta per bulan per kapita masuk dalam kategori kelompok menuju kelas menengah.
Mereka yang masuk kelas rentan adalah dengan pengeluaran Rp354 ribu hingga Rp532 ribu per kapita.
Namun Media mengatakan golongan masyarakat dalam kelompok menuju kelas menengah bisa jadi seketika turun kelas, karena minimnya bantuan atau subsidi.
Ia mencontohkan masyarakat yang memiliki gaji sebesar Rp2 juta, yang tidak dikategorikan miskin lagi, tapi tidak memiliki akses ke program perlindungan sosial atau mendapat subsidi, seperti bantuan pangan, pendidikan, dan sejenisnya.
"Secara agregat relatif tidak ada insentif signifikan yang sifatnya direct [langsung] untuk mereka. Jadi itu yang kemudian membuat mereka tergopoh-gopoh."
Belum lagi jika membicarakan harga pengeluaran pokok seperti makanan dan minuman yang harganya "melambung tinggi beberapa bulan terakhir", tambahnya.
Apa yang menyebabkan jumlah kelas menengah menurun?
BPS mengatakan menurunnya populasi kelas menengah di Indonesia dipengaruhi oleh pandemi COVID-19.
Kelas menengah di Indonesia seringkali tidak mendapatkan bantuan ekonomi yang memadai dari pemerintah
- Dunia Hari Ini: Ledakan Massal 3.000 Penyeranta Hizbullah Tewaskan Sembilan Jiwa di Lebanon
- Dunia Hari Ini: Baku Tembak di Papua Menewaskan Puluhan Jiwa
- Bruce Christie dari Australia Raih Penghargaan karena Bantu Perkembangan Kriket di Indonesia
- Rusia Siap Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Skala Besar di Indonesia
- Siswa Pendidikan Dokter Spesialis Dianggap 'Rentan' Dengan Ancaman Perundungan dan Senioritas
- Di Balik Gelombang Pembangunan Masif di Bali