Jumlah Migran Permanen ke Australia Paling Rendah Dalam 10 Tahun

Penurunan jumlah visa permanen yang disetujui ini mendapat kritikan dari kalangan bisnis di Australia, yang khawatir hal ini akan mempengaruh perekonomian.
James Pearson adalah Direktur Eksekutif Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Australia, salah satu lembaga yang sudah lama mendesak bagi perlunya jumlah imigran yang banyak untuk diterima Australia.
“Kami kecewa bahwa pemerintah tampaknya mengurangi kedatangan migran permanen dengan mengambil langkah yang tidak tepat yaitu mengurangi jumlah pekerjaan yang diperlukan, dan juga meningkatkan aturan dan juga biaya aplikasi." kata Pearson.
Ini menurut Pearson menyebabkan dunia industri mengalami kesulitan untuk mendapatkan tenaga yang mereka butuhkan lewat jalur resmi.
Pearson menambahkan bahwa Australia memerlukan migran yang memiliki ketrampilan yang dibutuhkan.
Dampak langsung ke perekonomian
Dr Guo Fei, pakar masalah kependudukan dari Macquarie University di Sydney mengatakan bahwa penurunan jumlah migran yang masuk ke Australia akan berdampak langsung ke perekonomian negeri ini.
"Pertumbuhan penduduk di Australia jelas disebabkan karena jumlah migran yang datang lebih tinggi dibandingkan jumlah kelahiran di dalam negeri, dan penurunan kedatangan migran akan mempengaruhi pertumbuhan penduduk."
"Banyak indikator ekonomi berhubungan langsung dengan pertumbuhan penduduk, dan ini kemudian memiliki kaitan dengan yang lain. Kepercayaan bisnis juga akan terpengaruh." kata Guo Fei.
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia