Jumlah ODHA di Papua Makin Tinggi, Pemerintah Diminta untuk Bergerak
ODHA di Papua Makin Tinggi, Pemerintah Diminta untuk Bergerak
Hal ini tentu saja membutuhkan effort khusus, apalagi dengan karakteristik wilayah dan masyarakat Papua.
Apalagi bagian tengah Provinsi Papua merupakan daerah dataran tinggi dengan kelompok penduduk yang secara etnis dan sosioekonomi berbeda dari penduduk di wilayah pesisir.
Adapun wilayah pesisir bagian Selatan terdiri dari kota-kota kecil yang sulit dicapai melalui jalan darat.
"Memang perlu skil khusus dalam kampanye pencegahan dan penyuluhan tentang HIV/AIDS ini. Upaya ini juga harus dilakukan dengan semua stakehodler terkait. Tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri," ujar Wakil Ketua Umum Yayasan AIDS Indonesia Shinta W Kamdani di Jakarta, Senin (30/11).
Dari kacamata Yayasan AIDS Indonesia, penyebab angka ODHA Papua masih tinggi lantaran masih minimnya pengetahuan masyarakat akan HIV/AIDS.
"Edukasi dan akses terhadap pengobatan yang masih kurang. Ini pekerjaan rumah yang harus diselesaikan semua stakeholder di Papua," ujar Shinta.
Ia tak menampik jika peran perilaku juga memengaruhi penyebaran HIV/AIDS. "Edukasi harus jalan terus, jangan menunggu sampai sakit," ucap Shinta.
Menurut Shinta, upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS sedikit terkendala di masa pandemi Covid-19.
Papua memiliki 23.639 ODHA, disusul Jawa Timur 21.128 lalu Jawa Tengah dengan 12.988.
- Benyamin Pasang Target Pemkot Tangsel Zero AIDS di 2030
- Bank DKI Peduli Berikan Bantuan kepada ADHIV Melalui Komisi Penanggulangan AIDS Jakarta
- Lingkungan Kerja Aman, PPLI Raih Penghargaan Pencegahan AIDS dari Pemprov Jabar
- Menko PMK Apresiasi Sinergi Pemerintah-Swasta dalam Penanganan HIV/AIDS di Mimika
- Tuberkulosis Jadi Penyebab Utama Kematian ODHA, Deteksi Lewat Uji LF-LAM
- Jumlah Infeksi AIDS di Jepang Sentuh Angka Terendah