Jumlah Pengungsi Tembus 70 Juta
Masalah lainnya, lanjut Grandi, adalah pintu negara-negara maju yang makin rapat. Sentimen tokoh politik kepada imigran membuat kemampuan menyerap pengungsi global makin turun. "Saya ingin berkata kepada presiden AS (Donald Trump, Red) dan kepala negara lainnya, apa yang Anda katakan benar-benar mengganggu," tegasnya.
Trump dan pemimpin sayap kanan sering menganggap imigran sebagai ancaman negara. Mereka dilabeli sebagai perebut pekerjaan, pembuat keonaran, dan penghapus tradisi. Padahal, mereka kabur dari kampung halaman karena ancaman yang mengerikan.
"Anda harus ingat. Di balik angka-angka ini, ada manusia yang terpaksa melakukan perjalanan berbahaya karena hak dan keamanan mereka terancam," kata Jon Cerezo, ketua Oxfam, lembaga sosial Inggris.
Grandi mendorong negara-negara maju bisa membagi beban untuk menampung pencari suaka. Dia menyebut Jerman sebagai salah satu negara yang bisa dicontoh. Meksi banyak anggota Uni Eropa dan lawan politik yang mengkritik, Kanselir Angela Merkel masih berusaha menampung imigran sebanyak-banyaknya. (bil/c19/dos)
United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) merilis fakta pedih terkait dengan Hari Pengungsi Sedunia hari ini, Kamis (20/6).
Redaktur & Reporter : Adil
- Gibran Cek Lokasi Pengungsian Erupsi Gunung Lewotobi, Pastikan Kebutuhan Dasar Terpenuhi
- Mensos Gus Ipul Pantau Kebutuhan Pengungsi Erupsi Lewotobi, Bantuan Terus Bergulir
- Pupuk Indonesia Grup Kirim Bantuan Paket Sembako untuk Pengungsi Erupsi Gunung Lewotobi
- Imigran Rohingya Mendarat Lagi di Aceh, Jumlahnya 93 Orang
- Imigrasi Bekasi Perkuat Posisi dalam Penanganan Pengungsi Bersama TIMPORA
- Puluhan Pengungsi Rohingya Dibawa ke Kantor Polres Sukabumi