Jumlah Perceraian di Australia Meningkat, Dampak Pandemi?

"Kalau kita lihat data perceraian dalam 120 tahun terakhir, di tahun 1930-an masa krisis ekonomi, Perang Dunia I dan II, kita melihat angka perceraian lebih tinggi ketika dunia sedang bergejolak dibandingkan masa ketika tidak ada perang atau krisis ekonomi," kata Professor Baxter.
"Jelas faktor sosial berpengaruh terhadap apa yang terjadi dalam rumah tangga dalam skala lebih kecil."
Baik Professor Baxter dan Stacey Turner mengatakan, data ABS telah memberikan gambaran jelas bagaimana pola hubungan rumah tangga yang ada di Australia.
Perceraian biasanya dikabulkan secara resmi oleh pengadilan setelah 12 bulan atau lebih perpisahan pasangan, sehingga data 2021 berasal dari delapan bulan pertama masa pandemi.
Oleh karena itu perceraian yang terjadi selama pandemi tidak akan terbaca dalam data pada tahun yang sama.
Semua negara bagian, kecuali Australian Capital Territory (Canberra), mencatat peningkatan angka perceraian yang dikaburkan dengan perbandingan tahun 2020.
Direktur Statistik Soal Kesehatan ABS, James Eynstone-Hinkins, mengatakan Pengadilan Urusan Keluarga Australia menyebut peningkatan jumlah perceraian antara lain disebabkan oleh perubahan administratif sehingga lebih banyak kasus yang bisa diselesaikan daripada sebelumnya.
"Kebanyakan perceraian di tahun 2021 berasal dari perpisahan sebelum terjadinya pandemi," katanya.
Data terbaru dari Biro Statistik Australia (ABS) menunjukkan angka perceraian naik 13,6 persen tahun lalu
- Kapan Australia Umumkan Skuad untuk Menghadapi Timnas Indonesia?
- Siklon Alfred 'Tak Separah yang dibayangkan', Warga Indonesia di Queensland Tetap Waspada
- Dunia Hari Ini: Mantan Presiden Filipina Rodrigo Duterte Ditangkap di Bandara
- 'Selama Ini Ternyata Saya Dibohongi': Kerugian Konsumen dalam Dugaan Korupsi BBM
- Keberadaan Seorang Warga Indonesia di Tasmania Sempat Dikhawatirkan
- Dunia Hari Ini: Angin Kencang Mulai Menghantam Pesisir Timur Australia