Jumlah Posyandu Meningkat Pesat, Kualitasnya Bagaimana?

jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah berharap Posyandu menjadi pusat layanan dasar terintegrasi (one stop services) berkualitas bagi masyarakat di tengah pandemi.
Pasalnya, selama ini layanan yang diberikan masih jauh dari harapan.
"Bukan hanya melayani bayi tetapi hingga lansia. Posyandu juga bisa menjadi wadah edukasi dan pemberdayaan masyarakat," kata Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes Imran Agus Nurali dalam konferensi pers virtual, Selasa (24/8).
Dijelaskannya, sejak dicanangkan pada 1986, jumlah Posyandu di Indonesia meningkat pesat dari 25 ribu menjadi 296.777.
Hanya 63,6 persen yang merupakan Posyandu aktif.
"Memang peningkatan jumlah ini belum diikuti dengan peningkatan kualitas. Karenanya kami rebranding dengan logo dan tagline baru Posyandu Sahabat Masyarakat," ujarnya.
Ada beberapa faktor dinilai menjadi penghambat dalam optimalisasi pelayanan Posyandu seperti keterbatasan sumber dana, rigid-nya Sistem Informasi Posyandu, rekrutmen kader baru dan kapasitas kader yang masih perlu ditingkatkan.
Di sisi lain, motivasi masyarakat untuk mengakses layanan Posyandu secara rutin juga masih kurang. Pembinaan Pokjanal dan Pokja Posyandu terhadap peningkatan kualitas penyelenggaraan aktivitas juga minim.
Posyandu diharapkan menjadi pusat layanan dasar terintergrasi karena selama ini jumlahnya meningkat pesat tetapi kualitasnya masih rendah.
- Momen Santap Lebaran, Pakar Gizi Ingatkan Hal Penting Ini
- Universal Eco Kelola Lebih dari 5.000 Ton Limbah Medis Sepanjang 2024
- 7 Herbal Terbaik untuk Meningkatkan Nafsu Makan
- Pelayanan Kesehatan di Semarang Tetap Berjalan Selama Lebaran, Ambulans Gratis Disiagakan 24 Jam
- Yayasan Sole Family Bali dan Perjuangan Melawan Ketidakberdayaan
- Waka MPR Ibas Komitmen Kawal Program Cek Kesehatan Gratis Merata di Seluruh Indonesia