Junimart: Pilkada Lewat DPRD Bukan Demokrasi
jpnn.com, JAKARTA - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Junimart Girsang menolak pemilihan kepala daerah (pilkada) dikembalikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD). Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) itu menilai pilkada lewat DPRD bukan demokrasi.
“Saya kira itu bukan demokrasi. Demokrasi ya (pemilihan) langsung,” kata Junimart di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (4/12).
Menurut Junimart, melaksanakan pilkada lewat DPRD itu sama saja kembali ke zaman Orde Baru. Nah, ujar dia, kalau Orde Baru berarti menghilangkan muruah reformasi.
“Saya sangat tidak setuju dan menolak. Saya berpegang undang-undang sekarang tetap pilkada langsung karena itulah demorkasi sesungguhnya,” ungkap politikus dari Sumatera Utara (Sumut) itu.
Dia menjelaskan dengan pilkada langsung masyarakat akan mengenal siapa calon yang dipilih. Ini berbeda dengan sistem pilkada lewat DPRD. Masyarakat tidak bisa menentukan pilihan secara langsung.
“Misalnya DPRD memilih si A, padahal maksud rakyat itu bukan si A yang mau dipilihnya. Itu kan bukan demokrasi, itu demokrasi yang dipotong,” katanya.
Jadi, ia menegaskan bahwa demokrasi akan mengalami kemunduran jauh kalau pemilihan dilakukan lewat DPRD. Sebab, kata dia, sesungguh demokrasi itu adalah pemilihan langsung. (boy/jpnn)
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Junimart Girsang menolak pemilihan kepala daerah (pilkada) dikembalikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD)
Redaktur & Reporter : Boy
- Buku Dinasti Keong Demokrasi Mati Resmi Diluncurkan
- Simposium Nasional PB HMI Bicara Peta Jalan Indonesia Emas
- Kehadiran Organisasi Masyarakat Sipil Penting Guna Menjaga Demokrasi
- Diskusi di Kemang Dibubarkan Preman, Pramono Berkata Tegas, Sentil Aparat
- Kasus Pembubaran Diskusi FTA, Refly Harun: Si Rambut Kuncir Bukan Preman Sembarangan
- Pembubaran Diskusi FTA, Setara Institute Singgung Akuntabilitas Kepolisian