Juragan yang Baik Hati Itu Dibunuh, Istrinya Juga

Juragan yang Baik Hati Itu Dibunuh, Istrinya Juga
Garis polisi. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

“Tidak terlalu memerhatikan, tapi sepintas memang tak ada kendaraan,” sebutnya. Sepulang dari salat Subuh, dirinya juga tak terlalu melihat keadaan rumah tetangganya tersebut.

Lantaran terlindung beberapa angkot, sehingga dirinya tak bisa melihat rumah Bahri, ditambah cuaca kala itu masih gelap dan lengang.

Lanjut dia, Bahri yang biasa disapa “Daeng” itu juga dikenal rajin beribadah. “Selalu sama-sama istrinya (ibadah ke masjid),” ujar Hamdan.

Dia menjelaskan, sebelum tinggal di rumah saat ini, lokasi Bahri dan Tasnani ditemukan tewas, pasangan suami-istri yang belum dikaruniai anak itu tinggal beberapa puluh meter dari rumah berlantai dua tersebut.

Dari dulu, usahanya tak jauh-jauh dari bengkel dan angkot. Daeng Bahri sudah kurang lebih 10 tahun tinggal di sekitar Sengkotek.

Hamdan yang lebih dulu tinggal di kawasan tersebut tak pernah mendengar Bahri bermasalah dengan warga sekitar. Bahkan, selalu diterima masyarakat.

Rumah yang dihuni Bahri dan istrinya itu baru dua tahun belakangan ditempati. Itu merupakan hasil dari usahanya di tempat sebelumnya. Hamdan juga tak pernah ingin tahu bagaimana peliknya kehidupan pribadi tetangganya itu.

Beberapa hari sebelum tewasnya pasangan suami-istri tersebut, Hamdan kerap melihat Bahri dan istrinya selalu berbagi rezeki dengan tetangga yang lain. Namun, dia menganggap itu hal yang biasa dilakukan Bahri.

Polisi masih menelisik motif pembunuhan juragan angkutan kota (angkot) Bahri (54) dan istrinya, Tasnani (50), Jumat (30/6) dini hari.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News