Jurnal Ilmiah Bukan Kebijakan Baru
Jumat, 24 Februari 2012 – 18:18 WIB

Jurnal Ilmiah Bukan Kebijakan Baru
Mantan Rektor ITS ini mengungkapkan, Indonesia tidak bisa terus berdiam diri seperti ini. Pasalnya, Indonesia memiliki potensi yang cukup besar, apalagi dilihat dari jumlah lulusan sarjana di setiap tahunnya. "Apa ini kita biarkan seperti ini? Padahal potensi kita cukup besar. Lihat saja, lulusan sarjana kita tahun 2009/2010 sebanyak 430 ribu orang, Lulusan S2 sebanyak 43 ribu orang, dan S3 sebanyak 1700 orang. Ini kan luar biasa. Masa kita tidak bisa melompat jauh lebih tinggi?," tandasnya.
Baca Juga:
Oleh karena itu, lanjut Nuh, kebijakan karya ilmiah ini harus diterapkan sebagai bentuk intervensi pemerintah terhadap dunia pendidikan. Sehingga diharapkan, Indonesia dari rangking 64, bisa meloncat naik ke rangking 12 dunia yang setara dengan Brazil, dengan produksi 45 ribu karya ilmiah per tahun.
"Kalau yang belum terbiasa, harus dibiasakan. Malaysia itu bisa memproduksi 55 ribu per tahun, Thailand sekitar 59 ribu per tahun. Masa Indonesia hanya 13 ribu? Jumlah penduduk kita padahal lebih banyak. Nanti sesegera mungkin akan kita keluarkan aturan resminya, mungkin akn berbentuk Peraturan Menteri (Permen)," paparnya.(Cha/jpnn)
JAKARTA--Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Mohammad Nuh menerangkan, kewajiban para sarjana S1, S2, dan S3 untuk membuat suatu jurnal
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Wamen Fauzan: Era Kolaborasi, Kampus Harus Bersinergi dengan Pemda
- Untar dan KSU Perkuat Kerja Sama Global Lewat Konferensi Dunia & Bertemu Presiden Taiwan
- Guru Sekolah Rakyat dari PNS & PPPK, Diusulkan Kepala Daerah
- Kemdiktisaintek Membuka Peluang Sarjana Kuliah S2 Setahun, Lanjut Doktoral
- Kemenkes di Guest Lecture U-Bakrie: Mahasiswa Harus Terlibat Aktif Dalam Kampanye Kesehatan Mental
- 43.502 Siswa Penerima Baru Terima KJP Plus Tahap I 2025