Jurnalis Australia Simpan Barang Pribadi Korban MH17 dari Lokasi Kejadian

"Item yang diambil dari lokasi kecelakaan MH17 tak boleh digunakan untuk mengeruk keuntungan atau dimanfaatkan. Melakukan hal itu hanya merugikan keluarga korban yang mencari resolusi, yang seharusnya bisa diberikan oleh tim investigasi yang memiliki akses ke semua bukti di lokasi kejadian,” kata seorang juru bicara AFP.
"AFP dan JIT menyadari bahwa Demjin mungkin telah mengunjungi lokasi kecelakaan MH17 dan telah menginformasikannya soal proses tentang bagaimana ia bisa menyerahkan barang-barang itu ke JIT,” tambahnya.
"Setiap tindak pidana yang berlaku atas kepemilikan properti milik korban MH17 (termasuk Malaysia Airlines) akan menjadi yurisdiksi Ukraina dan Malaysia."
Demjin mengatakan, ia tak ingin mengikuti protokol pengembalian karena melibatkan penyerahan kembali ke walikota lokal yang ia klaim bekerjasama dengan pasukan Rusia.
Pada bulan Januari, ia ditangkap oleh petugas perbatasan Ukraina dan mempertanyakan tentang pekerjaannya di wilayah itu tetapi kemudian dibebaskan.
Salah satu dari ratusan item yang ia klaim punyai adalah ransel milik korban asal Toowoomba, Jill Guard.
Seorang juru bicara keluarga Jill Guard mendesak siapapun dengan barang-barang pribadi korban agar menyerahkan mereka kembali dan meminta agar privasi mereka dihormati.
"Siapapun yang mencoba untuk mengais keuntungan sungguh tak membantu dan saya mendorong mereka untuk mengembalikan item itu tanpa pamrih," sebutnya.
Polisi Federal Australia (AFP) telah memperingatkan seorang warga negara Australia untuk mengembalikan item yang ia pungut dari lokasi kecelakaan
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia