Jurnalis Pengungkap Genosida Rohingya Gagal Bebas

Pengacara Kyaw Soe dan Wa Lone menyatakan bahwa klien mereka dijebak polisi. Jaksa Khine Khine Soe, jaksa pemerintah, menuduh mereka membocorkan rahasia negara karena nekat meliput kekerasan terhadap kaum Rohingya di Negara Bagian Rakhine. Padahal, akses ke wilayah itu dibatasi. Selain nekat menerobos daerah terlarang, menurut Khine Khine, dua jurnalis tersebut menjual data rahasia itu kepada musuh.
Dakwaan soal menjual data rahasia kepada pihak lain itulah yang membuat pengacara Kyaw Soe dan Wa Lone marah. Sebab, tidak pernah ada bukti kuat tentang itu. Namun, pengadilan tetap berpihak kepada Khine Khine. Menurut para pengadil, Kyaw Soe dan Wa Lone sengaja mengumpulkan informasi terlarang dan menyimpannya. Perbuatan itu mengancam keamanan negara.
"Putusan ini jadi satu lagi ketidakadilan terhadap Kyaw Soe dan Wa Lone. Mereka mendekam di balik jeruji hanya karena penguasa ingin menutupi kebenaran," papar Pemimpin Redaksi Reuters Stephen J. Adler.
Kini satu-satunya harapan bagi Kyaw Soe dan Wa Lone adalah MA. Tapi, Than Zaw Aung, pengacara Reuters, meragukan keberhasilan upaya itu. (bil/c10/hep)
Dua jurnalis Reuters yang memberitakan genosida terhadap etnis Rohingya gagal memperoleh kebebasan setelah pengadilan Myanmar menolak permohonan banding mereka
Redaktur & Reporter : Adil
- 19 Juta Jiwa Jadi Korban Gempa, Junta Myanmar Masih Sibuk Urusan Perang Saudara
- Lebih dari 3.000 Orang Tewas Akibat Gempa Myanmar
- Gempa Bumi Kembali Terjadi di Myanmar Hari Ini
- Korban Tewas Gempa Myanmar Mencapai 2.700 Orang, BNPB Beri Info soal WNI
- Prabowo Bakal Lepas Misi Kemanusiaan ke Myanmar 3 April
- Indonesia Berangkatkan Pasukan Misi Kemanusiaan Gempa ke Myanmar