Jurnalis Reuters Terancam 14 Tahun Penjara
jpnn.com, YANGON - Dua jurnalis Reuters harus mendekam lebih lama di penjara Myanmar. Pengadilan Yangon menolak menutup kasus yang menjerat WA Lone dan rekannya, Kyaw Soe Oo tersebut.
Permintaan agar mereka bebas dengan jaminan juga ditolak. ’’Kami sangat kecewa dengan putusan pengadilan,’’ ujar Presiden sekaligus Pemimpin Redaksi Reuters Stephen J. Adler.
Dia menegaskan bahwa dua jurnalis itu hanya bertugas meliput apa yang terjadi di Myanmar secara independen. Wa Lone dan Kyaw Soe Oo tidak melanggar aturan apa pun dalam upaya mengumpulkan informasi untuk berita.
’’Kami akan terus berusaha membebaskan mereka,’’ tambahnya.
Keluarga serta rekan-rekan sesama jurnalis, baik dari media lokal maupun internasional, datang ke pengadilan untuk mendengar putusan.
Mereka membawa kue ulang tahun untuk Wa Lone. Dia masih sempat meniup lilin di atas kue ulang tahunnya saat berjalan memasuki pengadilan.
Beberapa diplomat dari Amerika Serikat, Uni Eropa, Jepang, dan Prancis juga hadir.
Istri Wa Lone, Pan Ei Mon, tak kuasa menahan air mata. Dia yakin orang yang dicintainya itu tak bersalah.
Dua jurnalis Reuters harus mendekam lebih lama di penjara Myanmar. Pengadilan Yangon menolak menutup kasus yang menjerat WA Lone dan rekannya, Kyaw Soe Oo itu
- 7 Nelayan Aceh Terdampar di Myanmar, Kemlu RI Turun Tangan
- Kabar Terkini Muslim Rohingya di Myanmar, Makin Mengenaskan
- Junta Terapkan Wajib Militer, Kaum Muda Myanmar Pilih Kabur ke Thailand
- Junta Berlakukan Wajib Militer, Warga Sipil Myanmar Dalam Bahaya
- 3 Hari Hilang, WNA Myanmar Ditemukan Tewas di Sungai Barito
- Menlu Retno: Demokrasi di Myanmar Kunci Penyelesaian Isu Rohingya