Jurnalisme Tuyul
Oleh: Dhimam Abror Djuraid
jpnn.com - Revolusi teknologi informasi membawa tantangan dan peluang bagi media jurnalisme.
Di satu sisi, revolusi digital membawa berkah dengan ketersediaan informasi yang melimpah. Namun, keberlimpahan informasi itu membawa bencana bagi media konvensional yang secara mendadak kehilangan basis pembaca tradisionalnya. Revolusi memakan anak kandungnya sendiri.
Reformasi teknologi informasi membawa korban media konvensional yang sekaligus juga kehilangan basis pendapatan dari iklan. Revolusi teknologi informasi telah merevolusi dunia media secara keseluruhan.
Pola manajemen media konvensional menjadi obsolete dan nilai-nilai jurnalisme konvensional harus beradaptasi dengan nilai-nilai jurnalisme baru yang berbasis pada budaya digital.
Dunia media menghadapi perubahan yang brutal. Hanya dalam tempo sepuluh tahun sejak teknologi digital menemukan Android, pola baca dan pola konsumsi berita berubah drastis.
Dalam menghadapi setiap fase perubahan teknologi sepanjang sejarah, media bisa menyesuaikan diri dan beradaptasi. Namun, kali ini era baru telah lahir dan era lama telah berakhir.
Di Indonesia fenomena perubahan zaman dihadapi dengan lentur. Dunia media bisa mengadopsi teknologi dan memanfaatkannya untuk memperbaiki diri.
Sejarah pers di Indonesia dalam dua puluh tahun terakhir menunjukkan dialektika dengan teknologi yang melahirkan perubahan-perubahan baru.
Kini muncul mazhab baru yang disebut sebagai jurnalisme berbasis mesin pencari. Jurnalisme yang menyembah traffic
- Satpol PP Pengawal Mbak Ita Bertindak Represif kepada Wartawan, AJI Mengecam!
- Wartawan Mengalami Tindakan Represif Saat Wawancara Wali Kota Semarang
- Kamera Wartawan Dirampas Saat Meliput Uji Coba Makan Bergizi Gratis di Lombok Timur
- AJI Kecam Wartawan Intervensi Kasus Polisi Tembak Mati Siswa SMKN 4 Semarang
- Sah! Ariawan Kembali Pimpin Koordinatoriat Wartawan Parlemen
- Ketua KWP Ariawan Harap UMKM Fest Jadi Wadah Promosi dan Publikasi Usaha Wartawan