Justru Aneh jika Pemerintah Tak Gunakan Influencer Medsos
Sabtu, 05 September 2020 – 11:14 WIB

Aplikasi Instagram dan Twitter di ponsel. Foto/ilustrasi: Ayatollah Antoni/JPNN.Com
Lebih lanjut Henri mengatakan bahwa influencer sangat berbeda dibandingkan buzzer atau pendengung. Sebab, influencer memiliki rekam jejak, pengikut jelas, serta tanggung jawab moral.
Adapun buzzer, katanya, hanya mengikuti arahan pemberi kerja.
Henri juga membandingkan selebritas kondang Raffi Ahmad yang memiliki 44 juta pengikut di Instagram dengan akun milik perusahaan media cetak di medsos.
“Ketika ada seorang punya 40 juta pengikut, itu sudah melebihi media, “ ucapnya.(esy/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Penggunakan influencer di medsos untuk menyosialisasikan program-program pemerintah dinilai sebagai hal wajar.
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad
BERITA TERKAIT
- Perjalanan Karier Riqi Eno, Belajar Akting dari Mendiang Pretty Asmara
- RUU KUHAP Bolehkan Lapor Polisi Via Medsos, Sahroni: Mudah dan Antipungli!
- Deri Kamaludin, dari Reviewer Skincare ke Influencer BUMN
- Massa Tolak Promosi LGBT Demo di Kantor MUI
- Mahasiswa Imbau Masyarakat Jangan Terprovokasi Hoaks di Medsos
- Minta Korlantas Polri Tindak Pelaku Bus Oleng, Sahroni: Cabut SIM Sopir dan Tegur PO-nya