Jutaan Akrilik Simbolkan Hati Umat Manusia
jpnn.com - BAGI Titien Nursetyawati Wahono, Natal bukan cuma momen mengenang kelahiran Yesus. Bagi dia, hari raya tersebut juga menjadi wahana mengekspresikan kreativitas. Tujuannya, mengejawantahkan simbol-simbol penebusan oleh Sang Juru Selamat.
---------------------
Laporan Priska Birahy, Surabaya
---------------------
NATAL dan pohon terang memang tidak terpisahkan. Tumbuhan evergreen, cemara, yang dipilih melambangkan kasih Tuhan yang tak berkesudahan. Karena itu, aneka bentuk pohon Natal pasti dijumpai di berbagai tempat perbelanjaan.
Nah, karya Titien Nursetyawati Wahono ini sudah pasti tidak ditemui di mana pun. Bahkan, di tempat shopping paling komplet sekalipun. Sebab, pohon unik itu berbahan potongan akrilik bekas. Bukan sekeping-dua keping, melainkan 1,3 ton akrilik.
Selama 10 tahun berkarya pada pembuatan pohon Natal, Titien memang selalu melahirkan karya orisinal. Tak pelak, buah kreativitasnya selalu bernilai seni tinggi. Meski bahannya beragam, ciri khasnya tetap tidak bisa dilepaskan. Yakni, ramah lingkungan. Dia pun pernah membikin pohon terang dari labu, besek (wadah anyaman bambu), garam, hingga layang-layang.
Namun, di antara 34 pohon Natal unik kreasinya selama 10 tahun, pohon akrilik tersebut tetap punya arti khusus. ’’Yang lain itu bikinnya biasa. Sesuai order. Tapi, ini betul-betul karena suara Tuhan,’’ ujar dosen Jurusan Arsitektur Universitas Kristen Petra tersebut.
Memang, biasanya Titien sudah punya bayangan karya pohon Natal pada awal tahun. Namun, ’’ilham’’ pembuatan pohon akrilik tersebut baru muncul pada Agustus. Sebab, dia merasa mendapatkan visi berupa perintah Tuhan di dalam hatinya.
’’Masuklah pada hatimu yang paling dalam. Hatimu yang paling dalam tak pernah bohong. Bersihkanlah hatimu yang paling dalam biar Roh Kudus tinggal di dalam hatimu.’’ Itulah kalimat yang dirasakannya tiba-tiba merasuk dalam batinnya.
Namun, kalimat tersebut tak jua mewujud sebagai sebuah desain konkret. Titien pun bingung bukan kepalang. Maklum, biasanya dia kerap merasakan gambaran konkret ide-ide pohon Natal. Sebab, menurut ibu dua anak itu, dirinya memang punya indra yang sangat peka. Ada indra keenam.
BAGI Titien Nursetyawati Wahono, Natal bukan cuma momen mengenang kelahiran Yesus. Bagi dia, hari raya tersebut juga menjadi wahana mengekspresikan
- Rumah Musik Harry Roesli, Tempat Berkesenian Penuh Kenangan yang Akan Berpindah Tangan
- Batik Rifaiyah Batang, Karya Seni Luhur yang Kini Terancam Punah
- 28 November, Masyarakat Timor Leste Rayakan Kemerdekaan dari Penjajahan Portugis
- Eling Lan Waspada, Pameran Butet di Bali untuk Peringatkan Melik Nggendong Lali
- Grebeg Mulud Sekaten, Tradisi yang Diyakini Menambah Usia dan Menolak Bala
- AKBP Condro Sasongko, Polisi Jenaka di Tanah Jawara