Jutaan Ikan Mati di Danau Toba Dijadikan Pupuk Kompos
jpnn.com, SAMOSIR - Pemkab Samosir meminta 18 kepala keluarga pemilik KJA mengosongkan keramba dari aktivitas budi daya ikan selama dua bulan.
Hal itu untuk mengantisipasi agar kematian mendadak pada ikan ternak tidak terulang kembali.
Sebelumnya, jutaan ekor ikan di keramba jaring apung (KJA) milik warga Pintu Sona, Kecamatan Pangururan, Samosir mati mendadak sejak Senin (21/8/2018).
“Sebelum dipakai kembali, jaring dan seluruh peralatan KJA dibersihkan dan disterilkan,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Pemkab Samosir Sudion Tamba.
Sudion Tamba mengaku sudah membawa ikan yang mati untuk diperiksa di laboratorium, terkait penyebab kematian mendadak ikan tersebut.
Dari hasil pemeriksaan kadar oksigen dalam air (Dissolved Oxygen) berkisar 2,28 Mg/L. Kondisi tersebut sangat jauh di bawah standard mutu air yang ditetapkan pemerintah berdasarkan PP 82 tahun 2001 minimal 6,0 Mg/L.
“Untuk sementara diperkirakan penyebab matinya ikan ini karena kekurangan oksigen, DO 2,82 Mg/L itu sangat rendah,” ujarnya Sudion.
Dari segi lingkungan hidup, kata Sudion, bangkai ikan yang sudah mulai membusuk mengakibatkan pencemaran udara dan air.
Pemkab Samosir meminta 18 kepala keluarga pemilik KJA agar mengosongkan keramba dari aktivitas budi daya ikan selama dua bulan.
- Kepala Daerah Hasil Pilkada 2024 di Kawasan Danau Toba Harus Mampu Kembangkan Pariwisata dan Pertanian
- Film 'Tulang Belulang Tulang' Siap Tayang di Bioskop
- Sediakan Transportasi Gratis bagi Atlet, Kadishub: PON XXI Harus Dongkrak Pariwisata Sumut
- Katolik Kristen
- AirAsia Move Mega Sale Bagikan 4 Rekomendasi Destinasi Termegah di Asia Tenggara
- Minibus yang Jatuh ke Danau Toba Ditemukan di Kedalaman 15 Meter