Jutaan Pemegang Visa Permanen Memengaruhi Pilihan WN Australia Dalam Pemilu

Ada jutaan pemegang visa permanen yang tinggal di Australia, yang tidak berhak memberikan suara. Namun, sebagian mereka tetap memengaruhi pilihan partai politik dalam pemilu di Australia.
Anna Koetz sudah tinggal di Australia hampir 25 tahun. Itu berarti ia sudah mengalami beberapa kali pemilihan umum federal dan pergantian pemerintahan.
"Rasanya agak kesal [tidak bisa memberi suara] karena saya tertarik dengan apa yang terjadi di Australia," katanya.
"Saya punya pendapat. Dan semakin lama tinggal di sini, semakin ingin saya memberikan suara di pemilu."
Sebagai warga asal Jerman dengan status pemegang visa permanen di Australia, Anna tidak bisa memberikan suara di pemilu namun itu tidak menghentikan usahanya memberikan pengaruh.
Dia sangat tertarik dengan masalah-masalah seperti perubahan iklim dan vaksinasi COVID-19.
Bila ada sesuatu yang mengganggu pikirannya, dia akan membicarakannya dengan suaminya.
"Saya membawa masalah itu ke rumah dan kami membicarakannya," katanya.
Ada jutaan pemegang visa permanen yang tinggal di Australia, yang tidak berhak memberikan suara
- Dunia Hari Ini: Gempa Bumi Berkekuatan 6,2SR Mengguncang Turkiye, 150 Warga Luka-luka
- Tentang Hari Anzac, Peringatan Perjuangan Pasukan Militer Australia
- Dunia Hari Ini: Vatikan Umumkan Tanggal Pemakaman Paus
- 'Nangis Senangis-nangisnya': Pengalaman Bernyanyi di Depan Paus Fransiskus
- Perjalanan Jorge Mario Bergoglio Menjadi Paus Fransiskus
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun