Jutaan Pemegang Visa Permanen Memengaruhi Pilihan WN Australia Dalam Pemilu
Ada jutaan pemegang visa permanen yang tinggal di Australia, yang tidak berhak memberikan suara. Namun, sebagian mereka tetap memengaruhi pilihan partai politik dalam pemilu di Australia.
Anna Koetz sudah tinggal di Australia hampir 25 tahun. Itu berarti ia sudah mengalami beberapa kali pemilihan umum federal dan pergantian pemerintahan.
"Rasanya agak kesal [tidak bisa memberi suara] karena saya tertarik dengan apa yang terjadi di Australia," katanya.
"Saya punya pendapat. Dan semakin lama tinggal di sini, semakin ingin saya memberikan suara di pemilu."
Sebagai warga asal Jerman dengan status pemegang visa permanen di Australia, Anna tidak bisa memberikan suara di pemilu namun itu tidak menghentikan usahanya memberikan pengaruh.
Dia sangat tertarik dengan masalah-masalah seperti perubahan iklim dan vaksinasi COVID-19.
Bila ada sesuatu yang mengganggu pikirannya, dia akan membicarakannya dengan suaminya.
"Saya membawa masalah itu ke rumah dan kami membicarakannya," katanya.
Ada jutaan pemegang visa permanen yang tinggal di Australia, yang tidak berhak memberikan suara
- Utak-Atik Anggaran, Maju-Mundur Ibu Kota Nusantara
- Dunia Hari Ini: Presiden Trump Mau Mendeportasi Mahasiswa yang Ikut Unjuk Rasa Pro-Palestina
- Dunia Hari Ini: Pesawat Air Busan Terbakar di Bandara Internasional Gimhae
- Media Sosial X Gandeng Visa Untuk Layanan X Money
- Dunia Hari Ini: Delapan Sandera Dalam Daftar Pembebasan Hamas Telah Tewas
- Kenapa 26 Januari Jadi Tanggal Kontroversial di Australia?