Jutaan Pemegang Visa Permanen Memengaruhi Pilihan WN Australia Dalam Pemilu
Pemegang visa ini tidak bisa memberikan suara di pemilu, namun pasangan, sanak keluarga, teman kerja atau teman-teman mereka yang berstatus warga negara bisa.
Jill Sheppard pakar politik Australia dari Australian National University mengatakan pengaruh mereka yang bukan warga negara ini tidak bisa diremehkan begitu saja dalam pemilu.
"Banyak orang yang mengenal mereka yang bukan warga negara,"katanya.
"Banyak di antara kita bekerja dengan mereka, mungkin juga ada anggota keluarga kita yang sudah tinggal di sini namun belum menjadi warga negara.
Sementara itu sekitar 30 persen dari jumlah penduduk Australia - yaitu sekitar 7 juta orang - lahir di luar Australia, jumlah yang meliputi warga negara maupun bukan warga negara.
Dr Sheppard mengatakan pilihan politik yang dilakukan warga berhubungan erat dengan identitas mereka.
"Bila kita melihat pemerintah atau partai yang menjalankan kebijakan yang memengaruhi orang-orang yang kita sayangi, misalnya keluarga yang tidak masuk ke Australia selama lockdown, atau pasangan kita tidak bisa mendapatkan visa untuk masuk, jelas saja ini akan menjadi bagian dari pertimbangan ketika memilih," katanya.
Inilah yang sangat dirasakan oleh warga negara Australia asal Tiongkok, Ivy.
Ada jutaan pemegang visa permanen yang tinggal di Australia, yang tidak berhak memberikan suara
- Dunia Hari Ini: Terpidana Mati Kasus Narkoba Mary Jane Dipulangkan ke Filipina
- Australia Juara Menangkap Pengunjuk Rasa Lingkungan
- Dunia Hari Ini: Assad Buka Suara Lebih dari Seminggu Setelah Digulingkan
- Lima Anggota Bali Nine Sudah Kembali dan Akan Hidup Bebas di Australia
- Dunia Hari Ini: Warga Australia Keracunan Minuman Beralkohol di Fiji
- Sekolah di Australia yang Menutup Program Bahasa Indonesia Terus Bertambah, Ada Apa?