Jutaan Pemegang Visa Permanen Memengaruhi Pilihan WN Australia Dalam Pemilu

Jutaan Pemegang Visa Permanen Memengaruhi Pilihan WN Australia Dalam Pemilu
Lachlan Trowse (kanan) mengatakan bahwa dampak kebijakan COVID terhadap istrinya yang kelahiran Jerman Anna mempengaruhi pandangan politiknya. (Supplied)

Pemegang visa ini tidak bisa memberikan suara di pemilu, namun pasangan, sanak keluarga, teman kerja atau teman-teman mereka yang berstatus warga negara bisa.

Jill Sheppard pakar politik Australia dari Australian National University mengatakan pengaruh mereka yang bukan warga negara ini tidak bisa diremehkan begitu saja dalam pemilu.

"Banyak orang yang mengenal mereka yang bukan warga negara,"katanya.

"Banyak di antara kita bekerja dengan mereka, mungkin juga ada anggota keluarga kita yang sudah tinggal di sini namun belum menjadi warga negara.

Sementara itu sekitar 30 persen dari jumlah penduduk Australia - yaitu sekitar 7 juta orang - lahir di luar Australia, jumlah yang meliputi warga negara maupun bukan warga negara.

Dr Sheppard mengatakan pilihan politik yang dilakukan warga berhubungan erat dengan identitas mereka.

"Bila kita melihat pemerintah atau partai yang menjalankan kebijakan yang memengaruhi orang-orang yang kita sayangi, misalnya keluarga yang tidak masuk ke Australia selama lockdown, atau pasangan kita tidak bisa mendapatkan visa untuk masuk, jelas saja ini akan menjadi bagian dari pertimbangan ketika memilih," katanya.

Inilah yang sangat dirasakan oleh warga negara Australia asal Tiongkok, Ivy.

Ada jutaan pemegang visa permanen yang tinggal di Australia, yang tidak berhak memberikan suara

Sumber ABC Indonesia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News