Jutaan Rakyat Indonesia Kehilangan Pekerjaan, kok 500 TKA Tiongkok ke Sultra?

jpnn.com, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR M Nabil Haroen meminta pemerintah menunda rencana kedatangan 500 tenaga kerja asing (TKA) asal Tiongkok untuk bekerja di salah satu perusahaan pemurnian (smelter) nikel di Morosi, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara (Sultra).
“Rencana kedatangan 500 tenaga kerja dari Tiongkok seharusnya ditunda. Mereka yang sudah sampai Sultra selayaknya dikarantina dan dipulangkan kembali demi alasan kesehatan dan keamanan,” kata Nabil dalam keterangannya, Jumat (1/5).
“Kebijakan ini seharusnya bisa ditangguhkan, mengingat situasi dan kondisi di tengah pandemi Covid-19,” lanjut politikus PDI Perjuangan itu.
Nabil menegaskan Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Ketenagakerjaan dan instansi terkait, harus menyelediki kasus ini dengan komprehensif.
Dia mengatakan perlu diusut apakah ada unsur kesengajaan atau mekanisme lain sehingga WNA dari Tiongkok bisa masuk ketika pemerintah menerapkan kebijakan menutup bandara-bandara dan perbatasan demi pencegahan Covid-19.
“Jika ada kesengajaan, sudah seharusnya diproses secara hukum,” tegas ketua umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa Nahdatul Ulama yang karib disapa Gus Nabil ini.
Lebih lanjut Gus Nabil mengatakan pemerintah perlu mengatur ulang kebijakan tenaga pekerja domestik dan asing di tengah dan pascamasa pandemi Covid-19.
Menurut dia, ada jutaan warga Indonesia yang kehilangan pekerjaan atau kekurangan akses keuangan.
Gus Nabil mndesak pemerintah menunda kedatangan 500 TKA Tiongkok atau TKA China ke Sultra dan fokus penanganan virus Corona COVID-19.
- Soal Lagu Bayar Bayar Bayar, GPA Ungkit Peran Polisi Saat Banjir & Penanganan Covid-19
- Viral Warga Asal Sultra Mengaku Ditolak Dinsos Jatim, Ternyata
- Dilantik Jadi Gubernur, ASR Pastikan Tak Ada Pemotongan Gaji dan PHK di Sultra
- Isu COVID & Lab Wuhan Mencuat Lagi, China Gercep Membela Diri
- Seorang Anak di Konawe Dilaporkan Tenggelam di Saluran Irigasi, Tim SAR Melakukan Pencarian
- Sidang Tuntutan Korupsi APD Covid-19 di Sumut Ditunda, Ini Masalahnya