KA Jabodetabek Dianggap Belum Nyaman
Senin, 04 Juli 2011 – 00:24 WIB
Namun karena alasan ingin kinerjanya dilihat, sehingga melakukan kebijakan yang tidak mengetahui dampak-dampaknya terhadap masyarakat. Pihaknya pun meminta sebaiknya kebijakan ini distatus quo-kan terlebih dahulu. Lalu dilakukan pengkajian kembali bersama para stake holder-nya, seperti penumpang dan Pemprov DKI Jakarta.
Baca Juga:
Tigor menilai, Pemprov DKI tidak pernah dilibatkan dalam kebijakan transportasi kereta api. Padahal transportasi kereta api ini dibuat untuk kebutuhan penumpang di Jakarta dan sekitarnya. “Selama ini baik PT KAI maupun PT KCJ memang tidak pernah duduk bersama (Pemprov),” terangnya.
Padahal kalau dilibatkan Pemprov bisa banyak membantu dalam banyak hal. Idealnya memang ada komunikasi antar PT KAI atau PT KCJ dengan Pemprov DKI Jakarta. Dengan demikian kebijakan bisa lebih maksimal dijalankan. Tigor menyontohkan, Pemprov dapat melakukan upaya dalam mengintegrasikan kereta api dengan transportasi publik. “Mengelola transportasi kereta api untuk menuntaskan kemacetan memang harus diintegrasikan dengan Pemprov,” katanya.
Namun selama ini dia melihat ada ego sektoral antara pemerintah pusat dalam hal ini PT KAI dan pemerintah daerah. Kebutuhan masyarakat pengguna kereta juga harus diketahui betul, sehingga kebijakan yang dibuat tidak malah memberatkan.
PENERAPAN pola single operation pada kereta api Jabodetabek dinilai terburu-buru oleh berbagai pihak. Ketidaksiapan ini membuat pelayanan terhadap
BERITA TERKAIT
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS