KA Jabodetabek Dianggap Belum Nyaman
Senin, 04 Juli 2011 – 00:24 WIB
Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Selamat Nurdin, juga melihat ada masalah ego sektoral antara PT KAI dengan Pemprov DKI Jakarta. Sehingga kebijakan mengatasi masalah perkeretaapian tidak maksimal. “Perkiraan saya, ini masalah ego sektoral dan motif otoritas pusat yang terganggu,” terangnya.
Termasuk adanya ada pembagian (share) bisnis yang tergerus. Pasalnya PT KAI adalah perseroan terbatas yang punya motif bisnis yang kuat. “Sehingga kepentingan otoritas dan bisnis lebih utama dibandingkan kemaslahatan umum,” terangnya.
Seandainya PT KAI mau berkordinasi dengan Pemprov DKI, masalah kemacetan dan minimnya transportasi publik di Jakarta bisa dapat teratasi. “Padahal Jakarta sangat membutuhkan loop line,” akunya. Bahkan sudah masuk dalam rekomendasi 17 langkah mengatasi transportasi yang dikeluarkan wakil presiden.
Untuk itu Selamat melihat perlu adanya turun tangan atau inisiatif kembali dari wakil presiden untuk menyelesaikan masalah. Minimal menteri perkonomian mengumpulkan semua pihak dalam mengambil keputusan bersama. Serta melakukan evaluasi secara berkesinambungan. “Karena ini masalah ibu kota negara,” pungkasnya. (wok)
PENERAPAN pola single operation pada kereta api Jabodetabek dinilai terburu-buru oleh berbagai pihak. Ketidaksiapan ini membuat pelayanan terhadap
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi
BERITA TERKAIT
- Gerakan Guna Ulang Jakarta, Edukasi Mengurangi Pemakaian Plastik Sekali Pakai
- Fasilitas Makin Lengkap, Triboon Hub Tambah 2 Resto Baru di Jakarta
- Durasi Pemadaman Lampu Program Earth Hour Terlalu Singkat
- Di Tengah Sosialisasi Tupoksi kepada Warga, MKD DPR RI Singgung Pelat Nomor Khusus
- Tjahjo Kumolo Meninggal Dunia, Warga Bekasi Diminta Kibarkan Bendera Setengah Tiang
- Anies Bangun Kampung Gembira Gembrong dengan Dana Rp 7,8 Miliar dari Infak Salat Id di JIS