KA Jakarta-Surabaya Kecepatan 160 KM per Jam
Sehingga, implikasinya lebih banyak. Apalagi, di sepanjang jalur existing saat ini sudah banyak okupansi penduduk.
Selain pemilihan jalur, pihaknya juga sedang mempelajari pilihan teknologi yang akan digunakan pada KA nanti. Apakah menggunakan tenaga diesel atau listrik.
’’BPPT punya preferensi, kalau bisa elektrik,’’ tuturnya. Penggunaan teknologi berbasis listrik dalam jangka panjang akan memicu pertumbuhan industri terkait di dalam negeri.
Namun, di sisi lain penggunaan teknologi listrik akan membuat biaya pembangunannya menjadi lebih tinggi dibandingkan KA diesel.
Dampaknya, biaya investasi juga akan meningkat. Diperkirakan, nilai investasinya akan 50 persen lebih mahal ketimbang KA diesel.
Saat ini, pilihan-pilihan tersebut masih dipelajari. Baik jalur maupun teknologi yang akan digunakan, saat ini belum ada yang diputuskan. Kemenhub masih menunggu hasil dari studi kelayakan yang diperkirakan selesai sebulan lagi.
Dari situ, pemerintah akan memutuskan apakah menggunakan preferensi yang dibuat sebelumnya atau memilih opsi lainnya.
Disinggung mengenai perkiraan nilai investasi, Budi Karya mengaku belum berani menyampaikan.
Kereta api semicepat Jakarta-Surabaya kecepatan 160 kilometer per jam.
- GB Sanitaryware dan Christian Sugiono Garap Project Rahasia di Bali
- Pertamina Patra Niaga Tingkatkan Inspeksi ke SPBU
- Lewat Transisi Energi Terbarukan, Indonesia Bisa Menurunkan Emisi GRK
- KAI Living Gondangdia Masuki Tahap Penyelesaian
- SIG Raih Peringkat Gold di Ajang Asia Sustainability Reporting Rating Award 2024
- Berkomitmen Terapkan Keuangan Berkelanjutan, BNI Kantongi Gold Rank ASRRAT 4 Tahun Berturut-turut