KA Trans Sumatera Angkut 48 Juta Penumpang
Interkoneksi dengan Jembatan Selat Sunda
Rabu, 04 Juli 2012 – 06:28 WIB
Jumlah prasarana lainnya juga mengalami penurunan adalah stasiun, turun dari 1.516 stasiun pada tahun 1955/1956 menjadi sekitar 572 stasiun pada tahun 2009. Selain kuantitas, tipe/jenis jalan rel yang dimiliki cukup bervariasi, hal ini berpengaruh terhadap tonase yang dapat dilayani.
Mengenai tahapan pembangunan prasarananya, akan dilakukan secara bertahap. Pertama, pengembangan jaringan dan layanan kereta api antar
kota. Yakni lintas utama dengan prioritas tinggi pada lintas mencakup Besitang – Banda Aceh, Duri – Pekanbaru – Muaro, Teluk Kuantan – Muaro Bingo, Betung – Simpang, Simpang – Tanjung Api-api, KM3 – Bakauheni, Teluk Kuantan – Muarobungo – Jambi, termasuk lintas Sei Mangkei – Bandar Tinggi – Kuala Tanjung, Stasiun Sukacita – Stasiun Kertapati, Tanjung Enim– Baturaja, Shortcut Rejosari – Tarahan, Solok – Padang;
Lintas utama dengan prioritas sedang pada lintas Rantau Prapat – Duri – Dumai, Jambi – Betung. Lintas utama dengan prioritas rendah pada lintas Kota Padang – Bengkulu, Bengkulu – Padang, Sibolga – Padang Sidempuan – Rantauprapat, Pekanbaru – Jambi dan Muaro – Teluk Kuantan –Rengat – Kuala Enok.
Kedua, pengembangan jaringan dan layanan kereta api regional yaitu meliputi lintas Mebidangro (Medan, Binjai, Deli Serdang, Karo), Patungraya (Palembang, Betung, Indralaya, Kayu Agung).
JAKARTA - Rencana pembangunan jalur kereta api Lampung-Aceh, yang disebut dengan Trans Sumatera Railways rupanya sudah digodok secara matang oleh
BERITA TERKAIT
- Begini Cara Bea Cukai Dorong UMKM Agar Berorientasi Ekspor
- Bank Mandiri Bersama 3 BUMN Salurkan Bantuan bagi Putra Putri TNI & Polri
- Ini Tujuan Bea Cukai Berpartisipasi dalam Program Pemberdayaan UMKM di Indonesia
- Grup RS Siloam Punya Dewan Komisaris dan Direksi Baru
- Mantap! Epson Borong Penghargaan di Ajang Good Design Awards 2024
- Menjelang Munas DEKOPIN, Siapa yang Layak Memimpin?