Kabar Australia: Pihak Oposisi Ingin Mengurangi Jumlah Migrasi
Australia resmi akan menggelar pemilihan umum pada bulan Mei mendatang. Pekan ini, pemerintah Australia yang dipimpin Partai Buruh sudah mengumumkan rencana anggaran belanja mereka, yang kemudian ditanggapi oleh pihak oposisi yang dipimpin Partai Liberal.
Dari usulan anggaran belanja negara yang diusulkan, baik Partai Buruh dan Koalisi yang dipimpin Partai Liberal, sama-sama ingin mengurangi jumlah migrasi, serta mencari solusi untuk membantu warga Australia dari tekanan biaya hidup yang masih tinggi.
Semua yang ramai dibicarakan di Australia kami rangkum di Kabar Australia.
Partai oposisi mengusulkan anggaran
Setelah Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengumumkan anggaran belanja negara, pemimpin oposisi Peter Dutton juga mengajukan proposal anggarannya.
Dalam pidatonya, ia menyebut pemerintahannya akan fokus pada biaya hidup.
Salah satunya pemotongan ongkos bahan bakar sebesar AU$25 sen (kurang lebih Rp25 ribu) per liter, dengan mengurangi separuh cukai bahan bakar untuk sementara selama 12 bulan.
Jika potongan harga tersebut sepenuhnya diberikan, pihak Koalisi yang dipimpin Partai Liberal memperkirakan rata-rata orang akan menghemat sekitar AU$14 (Rp140 ribu) per pekan saat membeli bahan bakar.
Koalisi juga mengatakan tidak akan menghalangi proposal potongan harga listrik sebesar A$150 (Rp1,5 juta) dari Partai Buruh yang akan diterapkan mulai bulan Juli dalam dua kali angsuran.
Dari usulan anggaran belanja negara yang diusulkan Pemerintah Australia, yang kini dikuasai Partai Buruh, akan mengurangi jumlah migrasi
- Paus Fransiskus, Pemimpin Gereja Katolik yang Reformis, Meninggal Dunia pada Usia 88 tahun
- Dunia Hari Ini: PM Australia Sebut Rencana Militer Rusia di Indonesia sebagai 'Propaganda'
- Sulitnya Beli Rumah Bagi Anak Muda Jadi Salah Satu Topik di Pemilu Australia
- Rusia Menanggapi Klaim Upayanya Mengakses Pangkalan Militer di Indonesia
- Dunia Hari Ini: Siap Hadapi Perang, Warga Eropa Diminta Sisihkan Bekal untuk 72 Jam
- Rusia Mengincar Pangkalan Udara di Indonesia, Begini Reaksi Australia