Kabar Baik dari BI soal Isu Tapering The Fed, Alhamdulillah
jpnn.com, JAKARTA - Bank Indonesia (BI) berbagi kabar baik soal isu tapering off The Fed tahun ini.
Pasalnya, perubahan kebijakan pengurangan likuiditas alias tapering Bank Sentral AS itu menjadi kekhawatiran sejumlah pihak.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan pihaknya telah membuat berbagai strategi tak hanya mengandalkan kebijakan suku bunga acuan.
"Kami juga melakukan stabilisasi nilai tukar rupiah dalam menghadapi tapering Fed dan global spillover," kata Perry dalam Konferensi Internasional Buletin Ekonomi Moneter dan Perbankan ke-15 secara daring di Jakarta, Kamis (2/9).
Perry menilai efisiensi nilai tukar rupiah dan suku bunga Surat Berharga Negara (SBN) tidak bisa dilihat hanya dengan teori saja di tengah keadaan yang sangat kompleks dan ketidakpastian pasar saat ini.
Oleh karena itu, BI perlu mengintervensi pasar domestik melalui spot, Domestic Non-Delivery Forward (DNDF), dan pembelian SBN di pasar sekunder.
"Semua ini telah kami pelajari dari krisis-krisis yang lalu," ungkap Perry.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira menilai pengetatan kebijakan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau tapering off The Fed akan menjadi tantangan kompleks mengingat adanya krisis pandemi Covid-19.
Bank Indonesia (BI) berbagi kabar baik soal isu tapering off The Fed tahun ini. Sejumlah strategi disiapkan.
- BI Catat Uang Beredar Mencapai Rp 9.175,8 Triliun per November 2024
- Usut Kasus korupsi CSR, KPK Periksa Pejabat Bank Indonesia
- Rupiah Melemah Lagi, Misbakhun: Tidak Ada Hubungannya dengan Penggeledahan KPK di Kantor BI
- Pemerintah Sebar Uang Layak Edar Rp 133,7 Triliun untuk Natal dan Tahun Baru
- Waspada, Gubernur BI Sebut Ketidakpastian Pasar Keuangan Global Meningkat
- Aliran CSR BI Mengalir ke Yayasan, KPK Sebut Nilainya Cukup Besar