Kabar Baik dari IMF, Ternyata Sejalan dengan Kemenkeu
“Kuatnya Perekonomian Indonesia yang sudah terlihat di 2022 dan berlanjut ke 2023 adalah bukti bahwa penanganan pandemi berbuah signifikan pada relatif cepatnya pemulihan ekonomi Indonesia," ujar Febrio.
Febrio mengungkapkan hal tersebut didukung oleh kebijakan penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi nasional yang efektif di 2021.
Selanjutnya, diperkuat dengan fokus penciptaan tenaga kerja kemudian kesehatan dan perlindungan masyarakat di 2022 tentunya menjadi faktor penting.
"Kita perlu jaga momentum pemulihan ke depan dengan tetap waspada terhadap berbagai risiko," Febrio.
Untuk itu, Febrio mengimbau beberapa risiko yang perlu diwaspadai ke depan, antara lain potensi kemunculan varian baru Covid-19, isu disrupsi suplai, dan volatilitas harga energi.
Ketiga faktor itu, kata Febrio lagi, memberi ketidakpastian pada tingkat inflasi, dan risiko pada stabilitas keuangan emerging markets.
Selain itu, lanjut Febrio, normalisasi kebijakan moneter negara maju dengan menaikkan suku bunga, tensi geopolitik yang masih tinggi, dan isu perubahan iklim juga menjadi risiko-risiko yang perlu diwaspadai ke depan.(mcr28/jpnn)
Berdasarkan laporan World Economic Outlook (WEO) oleh IMF pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2022 dan 2023 diperkirakan menguat.
Redaktur : Elvi Robia
Reporter : Wenti Ayu
- BNI, CIMB Niaga, & CIMB Niaga Finance Salurkan Bantuan kepada Siswa di NTT
- Anak Buah Sri Mulyani Klaim Kondisi Perkonomian Indonesia Tetap Stabil jika PPN 12 Berlaku
- Bisnis Pergudangan Makin Menjanjikan, Simba Lengkapi Fasilitas Substansial
- Aplikasi Jajan Jajanan Lokal jadi Penguat Rantai Pasok Digital Ekraf di Indonesia
- Kemenkeu Buka Suara, Soal Transaksi Uang Elektronik dan Qris Kena PPN 12 Persen
- Hilirisasi Mineral, Strategi Utama Mencapai Pertumbuhan Ekonomi 8%