Kabar Baik dari Kurs Rupiah Hari Ini, Alhamdulillah
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat pasar uang Ariston Tjendra memprediksi rupiah hari ini, Kamis (10/7) masih berpeluang menguat terhadap USD (AS).
Menurutnya, penguatan kurs rupiah karena pengaruh perkembangan ekspektasi bank sentral AS yang segera menghentikan program kenaikan suku bunga acuan untuk memerangi inflasi di AS.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, nilai tukar (kurs) rupiah terhadap USD yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, menguat 0,08 persen atau 12 poin menjadi Rp 14.985 per USD dari sebelumnya Rp 14.997 per USD.
"Potensi penguatan ke arah support di sekitar Rp14.930-Rp14.900 per USD dengan potensi resisten di sekitar Rp 15.000 per USD hari ini," ucap Ariston di Jakarta, Kamis.
Saat ini, kata Ariston Tjendra, posisi suku bunga acuan The Fed berkisar 5,00-5,25 persen.
"Kalau Juli ini (suku bunga acuan) naik 25 basis poin, jadi 5,25-5,50 persen," ujar dia.
Ariston menjelaskan saat ini terjadi tren penurunan data inflasi AS yang terus mendekati kisaran target 2 persen, ditambah sebagian data-data ekonomi AS yang lemah (berdasarkan survei CME Fedwatch Tool).
Ariston menilai sejumlah kejadian itu dapat memicu inflasi, probabilitas Bank Sentral AS akan menahan suku bunga hingga akhir tahun meningkat sebesar 50 persen.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra memprediksi rupiah hari ini, Kamis (10/7) masih berpeluang menguat terhadap USD (AS).
- Rupiah Hari Ini Makin Ambyar Terpengaruh IHK Amerika
- Sentimen Negatif Trump Bikin Rupiah Hari Ini Ambrol 62 Poin
- Efek Pemangkasan Suku Bunga The Fed, Rupiah Hari Ini Cerah
- Donald Trump Menang, Indonesia Perlu Waspadai Fluktuasi Pasar
- Donald Trump jadi Presiden AS Alamat Bahaya Buat Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
- Terdampak Kabar Aktivitas Bisnis Amerika, Rupiah Ditutup Ambrol 63 Poin