Kabar Baik dari Peneliti soal Virus Corona di Indonesia, Semoga Saja
“Jadi, bisa dikatakan, jika kita punya penanganan yang mungkin sama, sesuai dengan publikasi yang ada dengan Korea Selatan, tanpa memasukkan faktor kompleksitas lainnya seperti temperatur lingkungan, kelembapan, dan lain-lain seharusnya kita bisa mendapat kesimpulan yang sama persis dengan apa yang ditulis pada publikasi kami," kata dia.
Namun, menurut Nuning, hal tersebut bukan merupakan perkara mudah.
“Korea Selatan itu kan salah satu dari beberapa negara di dunia yang paling baik penanganan kasus COVID-19-nya. Ini waktu terus berjalan, tentu sulit untuk bisa persis seperti mereka, tetapi, setidaknya, dari tulisan ini kita bisa mengetahui bahwa Indonesia perlu melakukan sesuatu untuk tetap berada dalam tren yang baik," kata Nuning.
Oleh karena itu, bagi Nuning, merujuk pada model yang dibangun, termasuk faktor-faktor yang krusial, perlu dilakukan pencegahan dari meluasnya penyebaran COVID-19.
“Tingkat penyebaran yang tinggi akan memberatkan rumah sakit karena tidak memiliki kapasitas yang cukup untuk menampung pasien COVID-19 sehingga krusial sekali bagi kita untuk menjaga laju penyebaran tetap ada di dalam kontrol kita," kata Nuning mengusulkan jika belum bisa dihilangkan sepenuhnya. (antara/jpnn)
14 Hari Untuk Isolasi, Bukan Liburan
Hasil simulasi dan pemodelan sederhana peneliti ITB memprediksi wabah virus Corona akan berakhir pada pertengahan April
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti
- Gandeng ITB, IDSurvey Kembangkan Green Leadership di Kalangan Mahasiswa
- Usut Kasus Pengadaan APD Covid-19, KPK Periksa Song Sung Wook dan Agus Subarkah
- Pramono-Rano Unggul di Pilgub DKI, Alumni ITB Menyala Gelar Syukuran
- Saksi Ungkit Jasa Harvey Moeis dalam Penanganan Covid, Lalu Ungkap Pesan Jokowi & BG
- Pimpinan MPR Terima Masukan Pakar ITB untuk Wujudkan Target Ketahanan Energi Prabowo
- Ahli ITB Sebut Pertamax Bukan Penyebab Kerusakan Kendaraan yang Viral di Cibinong