Kabar Baik untuk Guru Honorer SMA dan SMK

Kabar Baik untuk Guru Honorer SMA dan SMK
Guru mengajar di sebuah sekolah di daerah terpencil. Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

’’Jangan sampai nasib guru yang mengangkat harkat dan martabat bangsa kalah dengan buruh yang mengangkat karung di pelabuhan,” tegasnya.

Meski demikian, Ridho menyadari tunjangan itu masih jauh dari ideal, karena buruh angkut di pelabuhan bisa berpenghasilan Rp1,8 juta per bulan.

Untuk itu, pada APBD 2018, pemprov akan memperjuangkan penambahan jumlah honor tersebut.

Di Lampung terdapat 225 SMA dan 99 SMK negeri yang kini menjadi tanggung jawab provinsi. Jumlah guru honorer pun lebih banyak daripada guru PNS.

Dia berharap tunjungan itu dapat memperkecil disparitas kualitas pendidikan antarkabupaten di Lampung.

’’Guru penerima tunjangan paling tidak mengabdi dua tahun dan belum mendapat tunjangan serta belum ikut sertifikasi,” ucapnya.

Pemprov Lampung juga mengapresiasi para pendidik dan tenaga pendidik dengan mengalokasikan Rp3,9 miliar untuk seragam batik Lampung yang dibagikan kepada 26 ribu penerima berupa bahan.

Ridho berharap seragam batik itu menunjang penampilan para guru ketika mengajar. (rls/c1/whk)


Pemprov Lampung pada tahun ini telah menganggarkan Rp14,7 miliar untuk pembayaran tunjangan kepada guru honorer murni SMA dan SMK.


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News