Kabar Bu Risma Kritis Itu Hoaks! Begini Kondisi Sebenarnya
jpnn.com, SURABAYA - Kondisi kesehatan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mulai membaik. Fungsi-fungsi organ, mulai jantung, ginjal, hingga pencernaan, baik. Risma juga sudah bisa berkomunikasi dengan keluarga yang menjaganya.
Tim dokter yang beranggota 15 orang dengan sepuluh subspesialis terus memantau kondisi wali kota perempuan pertama Surabaya itu di RSUD dr Soetomo
Hingga Kamis (27/6) malam, sekitar pukul 21.00, Kepala Dinas Kesehatan Surabaya Febria Rachmanita memastikan bahwa Risma dalam kondisi baik. ”Sangat baik,” jelasnya melalui pesan singkat.
Kamis siang, Risma juga sudah bisa berkomunikasi dengan keluarga. Feni –sapaan akrab Febria Rachmanita– tidak menyebut bentuk komunikasi tersebut. Yang jelas, sudah ada respons dari Risma.
”Tadi Ibu (Risma) komunikasi dengan Bapak (suami Risma, Red). Saya tidak ikut mendengar. Namun, bapak sudah komunikasi. (Ibu) sudah bisa respons,” katanya.
Fuad Bernardi, putra Risma, yang ditemui kemarin dini hari sekitar pukul 00.45 di lobi Gedung Bedah Pusat Terpadu (GBPT) RSUD dr Soetomo juga memastikan bahwa kondisi ibunya stabil. ”Bisa berkomunikasi,” katanya singkat.
BACA JUGA: 15 Dokter Spesialis Rawat Bu Risma di ICU
Dia sempat menjelaskan, ibunya memang punya riwayat sakit asma. Pernah pula dirawat di rumah sakit saat kecil. Tapi, dalam lima tahun terakhir tidak pernah sampai seserius saat ini hingga dirawat ke ruang ICU. ”Mohon doanya semoga beliau lekas sembuh,” ujar Fuad.
Humas Pemkot Surabaya meminta masyarakat tidak gampang percaya dengan kabar tentang kondisi Bu Risma dari sumber yang tidak jelas.
- Risma-Gus Hans Daftar ke MK, Gugat Hasil Pilgub Jawa Timur
- Hasto PDIP Yakin Jatim Tidak Akan Kebanjiran Kalau Dipimpin Risma-Gus Hans
- Soal Debat Cagub Jatim, Hasto: Bu Risma Menampilkan Kepemimpinan Berakar Prestasi
- 3 Cagub Jatim Tawarkan Solusi Menyelesaikan Kesenjangan Sosial di Pulau Madura
- Pakai Baju Khas Surabaya di Debat Pilgub Jatim, Bu Risma: Ini Kegedean
- Cawali Eri Cahyadi Ungkap Pentingnya Toleransi dalam Membangun Kota Surabaya