Kabar dari Amerika Ngeri-Ngeri Sedap, Semoga Indonesia Aman
Namun, dia tidak menyangka bahwa masyarakat amat pesimistis pada kondisi ekonomi terkini, padahal Amerika Serikat sekarang memiliki pasar tenaga kerja terkuat sejak Dunia Perang Dua.
"Saya tahu orang-orang sangat kesal dan memang benar begitu tentang inflasi, tetapi tidak ada yang menunjukkan bahwa resesi sedang terjadi," imbuh Yellen.
Yellen menyebut Presiden Joe Biden telah melakukan "apa yang bisa dia lakukan" untuk mengatasi harga bensin yang tinggi dengan mengarahkan penarikan bersejarah dari cadangan minyak strategis.
Dia menambahkan bahwa pejabat AS juga akan terus memperketat sanksi yang bertujuan menghukum Rusia dan menghentikan perang di Ukraina.
Yellen juga mengatakan dia melihat jalan menuju soft landing yang akan menghindari resesi. Pasalnya, ketika Federal Reserve (Fed) memperketat kebijakan moneter untuk menahan permintaan dan menurunkan inflasi.
Di Indonesia, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati sudah membeberkan asumsi laju inflasi 2023.
Sri Mulyani mematok inflasi di kisaran 2-4 persen dalam Kerangka Ekonomi Makro (KEM) dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (PPKF).
Menurutnya, inflasi di berbagai negara emerging juga meningkat di atas 7-8 persen, bahkan double digit seperti Argentina mencapai 58 persen dan Turki 70 persen pada April 2022.
Menteri Keuangan Amerika Serikat Janet Yellen membeberkan kondisi terkini ekonomi Negeri Paman Sam dan terkait resesi
- AS Optimistis Kembangkan Kerja Sama Ekonomi dengan Pemerintahan Baru
- Indonesia Siap Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Berkelanjutan dari AS
- Tegas, YLKI Tolak Kenaikan PPN 12 Persen
- Grant Thornton Indonesia Kupas Tuntas Strategi RI Hadapi Tantangan Ketidakpastian Ekonomi
- Kisah Sukses Nasabah PNM Mekaar, Ekspor Olahan Sisik Ikan ke Berbagai Benua
- ICEBM Untar 2024 jadi Sarana Percepatan Pencapaian SDGs untuk Semua Sektor