Kabar Gembira, Ratusan Perusahaan Norwegia Siap Suntikkan Dana Segar ke Indonesia
jpnn.com, OSLO - Sekitar 105 perusahaan migas dan energi terbarukan asal Norwegia menyatakan kesiapan untuk bekerja sama dan berinvestasi di Indonesia.
Hal itu disampaikan perwakilan Norwep, organisasi non-profit untuk pengembangan industri dan bisnis energi Norwegia di luar negeri, dalam pertemuan dengan Dubes RI Todung Mulya Lubis di Oslo.
Pernyataan Kedutaan Besar RI di Oslo menyebutkan perusahaan-perusahaan yang tertarik itu termasuk SN Power, Scatec Solar, Equinor, Tinfoss, dan Nexans Norway.
“Perusahaan ini telah menghubungi kami untuk menggali potensi dan mencari mitra kerja di Indonesia” ujar Bjørn Khars, Direktur untuk Inggris, Australia, Indonesia, Mesir dan Afrika Barat di Norwep.
Antusiasme para pebisnis Norwegia itu disambut baik oleh Todung, yang menegaskan kesiapan Indonesia untuk merealisasikan minat tersebut menjadi kerja sama yang konkret.
“Ini adalah waktu yang tepat untuk investasi di Indonesia khususnya dengan pengesahan UU Cipta Kerja yang semakin memudahkan proses investasi di Indonesia,” ujarnya.
Indonesia dan Norwegia juga tengah berada dalam tahap akhir untuk memulai perjanjian Indonesia-EFTA Comprehensive Economic Partnership Agreement (IE-CEPA) yang akan membuka lebih banyak potensi baru kedua negara.
Selain Norwep, organisasi kamar dagang wilayah Greater Stavanger, dan Pemerintah Kota Stavanger, Norwegia juga turut menghadiri pertemuan yang berlangsung pada 16 Desember itu.
Norwegia merupakan salah satu mitra penting Indonesia di kawasan Skandinavia. Pada tahun 2019, total perdagangan kedua negara mencapai USD 286 juta
- Jokowi Dinilai Konsisten Mendukung Kemerdekaan Palestina
- Bank Mandiri Fasilitasi Shin Tae Yong dengan Golden Visa, Buka Jalan Investasi Asing di Indonesia
- Akui Negara Palestina, Norwegia Tutup Perwakilan di Israel
- Indonesia Mengutuk Keras Aksi Israel di Kamp Pengungsi Al-Mawasi
- Sikap Indonesia Tegas: Serangan Rusia Melanggar Hukum Internasional!
- Indonesia Tak Ikut Teken Komunike KTT Perdamaian Ukraina, Ini Alasannya