Kabar Mantan Pebulu Tangkis Indonesia: Jadi Komentator Sampai Pensiun di Perth
Setahun setelah berhenti bermain bulu tangkis, di tahun 1997 ia sudah mulai terlibat di dunia penyiaran dan pekerjaan pertamanya di TVRI sampai sekarang masih merupakan pengalaman yang paling berarti baginya.
"Yang paling saya ingat di zaman awal-awal siaran di TVRI acara Dunia Dalam Berita," kata juara dunia tunggal putri yunior di tahun 1991 tersebut.
"Bisa siaran bareng dengan penyiar-penyiar senior TVRI dan acara itu kan juga termasuk acara prime time pada saat itu."
Berbicara mengenai perbedaan menjadi pemain di lapangan dengan sekarang mengomentari pertandingan bulu tangkis, Yuni mengatakan dua hal itu sama-sama memiliki tantangan tersendiri.
"Ini adalah dua yang sangat berbeda, yang satu lebih banyak mengunakan fisik, dan yang satu mengunakan skill berbicara dan komunikasi."
"Sama-sama menantang dan sama-sama bisa mendapatkan kritik kalau kita tidak bisa tampil dengan baik," kata Yuni.
"Kedua-duanya sama-sama menakutkan, kalau kita tidak punya persiapan yang cukup."
Dalam karirnya sebagai pemain bulu tangkis, Yuni mengatakan prestasi yang paling dibanggakan adalah ketika menjadi bagian dari tim Indonesia yang merebut Piala Uber di tahun 1994 dan menjadi runner up di turnamen Malaysia Terbuka di tahun 1992 dikalahkan pemain China Huang Hua.
Masa puncak kebanyakan atlet adalah antara usia 20 sampai 30 tahunan dan setelah itu mereka masih memiliki waktu untuk melanjutkan
- Anggota Bali Nine Sudah Bebas dan Kembali ke Keluarga Masing-masing
- Dunia Hari Ini: Australia Terbangkan Warganya Keluar Vanuatu
- Australia Juara Menangkap Pengunjuk Rasa Lingkungan
- Lima Anggota Bali Nine Sudah Kembali dan Akan Hidup Bebas di Australia
- Sekolah di Australia yang Menutup Program Bahasa Indonesia Terus Bertambah, Ada Apa?
- 5 Pesakitan Bali Nine Akhirnya Dipulangkan ke Australia