Kabar Tak Enak dari Rupiah Hari Ini, Mengkhawatirkan
jpnn.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi (28/9) melemah lagi.
Rupiah pagi ini melemah 54 poin atau 0,35 persen ke posisi Rp 15.178 per USD dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp 15.124 per USD.
Rupiah melemah seiring ekspektasi pasar bahwa bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed) masih akan agresif menaikkan suku bunga.
Pengamat pasar uang Ariston Tjendra mengatakan nilai tukar rupiah kelihatannya masih berpotensi tertekan terhadap USD hari ini masih karena sentimen The Fed.
"Pasar masih berekspektasi The Fed masih akan agresif menaikkan suku bunga acuannya hingga akhir tahun. Yield obligasi AS tenor 10 tahun pun terus naik, mencetak level tinggi sejak 12 tahun lalu di kisaran 3,9 persen," ujar Ariston.
Ariston menyampaikan data ekonomi AS, yakni penjualan rumah baru Agustus masih menunjukkan kenaikan. Hal itu, bisa diartikan ekonomi AS masih kuat menahan beban kenaikkan suku bunga acuan AS.
Angka penjualan rumah baru mencapai 685 ribu unit, lebih tinggi dibandingkan estimasi pasar sebanyak 500 ribu unit.
"Sementara dari dalam negeri, ekonomi Indonesia masih dibebani oleh potensi kenaikan inflasi yang bisa melambatkan pertumbuhan," kata Ariston.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi (28/9) melemah lagi.
- AS Optimistis Kembangkan Kerja Sama Ekonomi dengan Pemerintahan Baru
- Indonesia Siap Akselerasi Pertumbuhan Ekonomi dan Investasi Berkelanjutan dari AS
- Tegas, YLKI Tolak Kenaikan PPN 12 Persen
- Grant Thornton Indonesia Kupas Tuntas Strategi RI Hadapi Tantangan Ketidakpastian Ekonomi
- Kisah Sukses Nasabah PNM Mekaar, Ekspor Olahan Sisik Ikan ke Berbagai Benua
- ICEBM Untar 2024 jadi Sarana Percepatan Pencapaian SDGs untuk Semua Sektor